GRIB Jaya Klaim Siap Jaga Bali, Pecalang Menolak Tegas: Kami Tak Butuh Ormas Asing!
Jayantara-News.com, Bali
Masyarakat Adat Bali Angkat Suara: Kami Punya Sistem, Tak Perlu Pengamanan Impor
Kehadiran organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Bali memantik reaksi keras. Mengaku siap menjaga keamanan di Pulau Dewata, pernyataan GRIB Jaya justru dinilai mengusik tatanan adat yang sudah lama mengakar.
Ketua DPD GRIB Jaya Bali, Prasetyo Anggodo Aang, dalam video viral menyatakan komitmennya membantu menjaga keamanan di Bali. Ia juga menyebut GRIB Jaya tak memiliki konflik dengan ormas lain dan tegak lurus pada pimpinan pusat.
Namun, tanggapan dari pecalang—petugas keamanan adat Bali—datang seketika dan tanpa tedeng aling-aling: “Kami tak butuh ormas luar!”
> “Kami adalah bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan turun-temurun. Kami tahu siapa yang kami jaga, dan apa yang kami lindungi. Kami tidak digerakkan politik, kami digerakkan oleh tanggung jawab kepada tanah kelahiran,” tegas perwakilan pecalang dalam video balasan.
Pernyataan ini menegaskan bahwa GRIB Jaya dianggap tidak punya tempat dalam struktur sosial Bali. Bahkan, pecalang menuding ormas luar berpotensi membawa agenda terselubung yang dapat merusak keseimbangan kultural Bali.
> “Kami sudah punya sistem yang kuat dan dihormati rakyat. Bali tidak butuh pengaruh luar untuk aman. Bali cukup dengan rakyatnya sendiri.”
Isu ini menjadi sensitif karena Bali memiliki struktur adat yang sakral. Hadirnya organisasi luar dengan klaim “membantu keamanan” dianggap tidak hanya sebagai bentuk intervensi, tapi juga potensi konflik kewenangan.
Di tengah catatan sejarah GRIB Jaya yang kerap dikaitkan dengan aksi kontroversial, termasuk insiden pembakaran mobil polisi di Depok, langkah ekspansi ke Bali dipandang oleh masyarakat adat sebagai langkah yang keliru dan membahayakan.
Pernyataan tegas pecalang ini menjadi sinyal bahwa Bali bukan wilayah yang bisa dimasuki sembarangan oleh ormas—terutama yang membawa simbol kekuasaan, kekuatan, atau pengaruh politik.
Pecalang Jaga Bali, Bukan Ormas Impor
Dengan lebih dari 1.500 desa adat dan ribuan pecalang aktif di seluruh pelosok pulau, sistem keamanan adat Bali dinilai sudah cukup mandiri. Penolakan terhadap GRIB Jaya merupakan bentuk pertahanan terhadap kedaulatan lokal yang tidak ingin digerus oleh kekuatan dari luar.
Selama pecalang masih berdiri, satu pesan jelas disuarakan:
“Bali dijaga oleh rakyatnya, bukan ormas asing yang datang dengan seragam dan slogan.” (Restu)