Muncul Spanduk “KDM Lain Bapa Aing, Tapi Bapa Tiri” Disoroti Pengamat: Itu Bentuk Cinta yang Menggugat Perhatian
Agus Chepy Kurniadi sebut spanduk tersebut adalah ekspresi rakyat yang ingin diperhatikan langsung oleh sosok Kang Dedi Mulyadi, bukan bentuk hinaan.
Jayantara-News.com, Bandung
Kemunculan spanduk dengan tulisan nyeleneh “KDM Lain Bapa Aing, Tapi Bapa Tiri” di beberapa titik di wilayah Jawa Barat mengundang sorotan publik. Spanduk yang menyasar sosok Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu tampak menyindir namun menggelitik, dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Menurut pengamat kebijakan publik Agus Chepy Kurniadi, spanduk itu justru mencerminkan cinta dalam bentuk sindiran khas warga Sunda yang ingin diperhatikan lebih dekat oleh sosok pemimpin yang mereka idolakan.
“Kalimat itu bukan bentuk hinaan. Justru itu sindiran cinta. Ada kerinduan terhadap kehadiran KDM secara langsung. Mereka ingin diperhatikan. Sosok seperti Kang Dedi sudah jadi simbol harapan di tengah stagnasi kepemimpinan,” kata Agus, Selasa (13/5/2025).
Ia juga menilai reaksi pro dan kontra dari para elit politik terhadap kebijakan dan gaya kepemimpinan KDM terjadi karena banyak dari mereka merasa tertinggal secara citra dan kerja nyata.
“Jujur saja, banyak elit yang tidak mampu menandingi gaya dan kerja beliau. Bisanya hanya berkoar di media sosial atau bicara tanpa aksi nyata. KDM punya keberanian, gagasan, dan keberpihakan yang tak bisa dibantah,” ujarnya.
Agus menyebut, mayoritas masyarakat Jawa Barat justru mendukung gaya kepemimpinan Dedi Mulyadi. Ia memperkirakan 80 hingga 90 persen warga setuju dan merasa terwakili.
“Kebijakan dan pendekatannya membumi. Ini bukan soal politik semata, ini soal rasa memiliki terhadap pemimpin yang benar-benar hadir di lapangan,” tambahnya.
Siti Rohayati (47), pedagang kaki lima di Purwakarta, mengatakan bahwa tulisan pada spanduk itu hanyalah bentuk lelucon khas orang Sunda.
“Itu mah lucu-lucuan. Tapi dalem pesennya. Maksudna mah hayang disapaan, hayang dihampura ku Kang Dedi,” ungkapnya sambil tersenyum.
Dari kalangan muda, Rendy Alfarizi (25), mahasiswa asal Cianjur, mengatakan bahwa Dedi Mulyadi adalah contoh pemimpin yang tidak berpura-pura.
“Kami generasi muda butuh pemimpin kayak beliau. Nggak banyak omong, tapi langsung kerja,” ujar Rendy.
KDM Tanggapi Santai: “Ari Bapa Tiri Oge Asal Nyaah, Henteu Nanaon”
Meski belum ada tanggapan resmi, Dedi Mulyadi melalui salah satu unggahan videonya menanggapi spanduk tersebut dengan santai dan penuh humor.
“Hade lah, ari bapa tiri oge asal nyaah ka anak mah moal jadi masalah. Nu penting haté ulah tiri,” ucapnya sambil tertawa, disambut komentar positif dari ribuan warganet.
Respons santai ini justru semakin mempertegas citra Dedi Mulyadi sebagai pemimpin yang dewasa, santun, dan tak mudah terprovokasi, nilai yang jarang dimiliki dalam dunia politik hari ini. (Red)