Linmas Berkarya, Negeri Terjaga: Jambore Bandung Barat 2025 Teguhkan Spirit Pengabdian
Jayantara-News.com, Pakuhaji
Di tengah sejuknya alam Pakuhaji, lebih dari 800 jiwa berhimpun dalam satu tekad mulia: menjaga negeri dari balik seragam kehormatan Satlinmas. Jambore Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Kabupaten Bandung Barat 2025 bukan sekadar agenda tahunan, melainkan panggung penguatan jiwa pengabdian, solidaritas, serta ketangguhan moral para penjaga ketertiban desa.
Selama dua hari penuh semangat, kegiatan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting daerah, antara lain Wakil Bupati Bandung Barat, jajaran Kepala OPD, Danramil 0909 Padalarang, Kapolsek, Ketua Apdesi, Asisten Pemerintahan, Kepala Satpol PP, perwakilan BPJS dan Bank BJB, serta Kepala Desa Ngamprah dan Kepala Desa Sukajadi. Kehadiran mereka menegaskan bahwa Linmas adalah pilar strategis yang tak boleh luput dari prioritas kebijakan daerah.
Dalam laporan resminya, Kabid Keamanan Satpol PP, Amir Mahmud, menegaskan bahwa Jambore ini diselenggarakan berdasarkan regulasi Kementerian Dalam Negeri tentang penguatan perlindungan masyarakat.
> “Sebanyak 766 anggota Linmas menjadi sasaran pembinaan dan pelatihan agar semakin siap menghadapi tantangan di lapangan,” jelasnya.
Seluruh kegiatan didanai melalui APBD Kabupaten Bandung Barat.
Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, dalam amanat apel pembukaan menyampaikan pesan penuh makna.
> “Saya berdiri di sini mewakili Bupati Jeje Ritchie Ismail, yang saat ini tengah bertugas mendampingi Gubernur di Jakarta. Kehadiran kalian bukan hanya untuk mengikuti seremoni, tetapi menapaki jalan pembelajaran dan peningkatan kapasitas Linmas sebagai garda terdepan di desa,” tuturnya dengan nada penuh penghormatan.
Ia menegaskan bahwa pengabdian adalah bentuk ibadah yang luhur.
> “Menjadi Linmas itu tidak mudah, menjaga keamanan tanpa pamrih, tanpa gaji besar. Namun jika dilakukan dengan keikhlasan, ini bukan sekadar tugas, tapi jalan menuju surga,” ucapnya sembari menyebut nama Pak Udin, anggota Linmas berusia 80 tahun yang tetap aktif mengabdi.
“Beliau adalah simbol abadi dari pengabdian yang tak lekang usia.”
Suasana haru menyelimuti saat penghargaan dan santunan diserahkan kepada 18 anggota Linmas yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk desa. Nama-nama seperti Sutisna, Eli, Aceng, Uju, Ipin, hingga para almarhum tak luput dari apresiasi. Keluarga mereka menerima santunan kematian sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa yang tak ternilai.
Momen paling simbolis terjadi ketika Wakil Bupati memukul kentongan, sebuah warisan komunikasi tradisional yang masih relevan dalam kesiapsiagaan bencana. Bunyi kentongan disambut pembacaan kode maknanya, menjadi pengingat bahwa Linmas tak hanya berjaga, tetapi juga sigap menyelamatkan.
Makna bunyi kentongan:
2 kali: Tanda pencurian
3 kali: Bencana, warga segera bertindak
4 kali: Kebakaran
1 kali lambat berulang: Perintah evakuasi
5 kali: Siaga penuh, bertindak cepat
Jambore ini juga menjadi ruang pelatihan intensif: mulai dari simulasi kebencanaan, pembinaan teknis, hingga penanaman nilai-nilai ideologis dan spiritual.
Menjelang penutupan, doa bersama dipanjatkan untuk keamanan wilayah serta keberkahan bagi seluruh pengabdi Linmas. Dalam suasana haru dan harapan, Wakil Bupati mengajak semua pihak mendoakan agar kepemimpinan yang baru berjalan tiga bulan ini senantiasa diberkahi dalam mewujudkan visi Bandung Barat Amanah.
> “Mari kita jaga kebersamaan ini. Karena jika pemimpin dan rakyat bersabar serta bersinergi, maka Allah akan menurunkan keberkahan dari arah yang tidak disangka-sangka,” ujarnya menutup sambutan dengan kutipan religius yang menyentuh kalbu.
Jambore Satlinmas Bandung Barat 2025 bukan hanya tentang pelatihan, bukan sekadar seremoni. Ia adalah refleksi cinta pada tanah kelahiran. Pengabdian para Linmas adalah doa yang bergerak, benteng moral desa yang terus menyala. (Nuka)