Syiar Muharram di Sukajaya: Mengukir Jejak Kebajikan dan Tradisi Islami
Jayantara-News.com, Lembang
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kembali merayakan datangnya Tahun Baru Islam 1447 Hijriah dengan semarak. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Bapak Asep Jembar Rahmat, perayaan Muharram tahun ini menjadi penanda kokohnya tradisi keagamaan dan kebersamaan di tengah masyarakat.
Dalam sebuah wawancara yang penuh berkah Bapak Asep Jembar Rahmat menyampaikan kegembiraannya atas terselenggaranya agenda tahunan ini. “Alhamdulillah, peringatan Tahun Baru Islam ini telah menjadi agenda rutin di desa kami, Desa Sukajaya, dari tahun ke tahun. Ini adalah wujud komitmen kami dalam melestarikan syiar Islam dan mempererat tali silaturahmi antarwarga,” ujarnya dengan khidmat.
Perayaan Muharram kali ini dikemas dalam serangkaian perlombaan yang tidak hanya mengasah bakat, namun juga memperkuat pemahaman agama. Sebanyak sepuluh mata lomba akan digelar selama dua hari penuh, yakni Sabtu dan Minggu. Di antara perlombaan yang akan memeriahkan suasana adalah:
* Lomba Pidato Pendidikan Agama Islam
* Lomba Musabaqah Hifzhil Quran
* Lomba Musabaqah Tilawatil Quran
* Lomba Kaligrafi Islam
* Lomba Praktik Salat Berjamaah
* Lomba Seni Qasidah Rebana
* Lomba Praktik Azan
* Lomba Marawis
* Pawai Tarub
* Pawai Obor
Puncak kemeriahan akan hadir dalam Pawai Tarub yang dijadwalkan pada Minggu pagi, memulai perjalanannya dari pukul 08.00 WIB. Sementara itu, Pawai Obor akan menjadi penutup yang syahdu pada Minggu malam (malam Senin), dimulai selepas waktu Isya.
Peserta lomba berasal dari berbagai tingkatan usia, mulai dari anak-anak setingkat PAUD dan TK hingga siswa SMP, menunjukkan regenerasi semangat keagamaan di Sukajaya. Lokasi perlombaan dipusatkan di perkantoran Desa Sukajaya, dengan beberapa mata lomba juga diselenggarakan di masjid-masjid terdekat, seperti Masjid Almarhum di RW 01 dan Masjid Husnul Khotimah di RW 04, guna mengakomodasi ratusan peserta yang antusias.
“Total peserta mencapai ratusan, mengingat Desa Sukajaya memiliki 16 RW. Meskipun RW 15, yang sebagian besar warganya adalah pendatang, tidak turut serta, antusiasme dari 15 RW lainnya sangat luar biasa,” jelas Bapak Asep, menggambarkan semangat kebersamaan yang terjalin.
Antusiasme warga Desa Sukajaya memang tak perlu diragukan. Bapak Asep menyebutkan bahwa masyarakat sudah menanti-nanti agenda ini setiap tahunnya. “Masyarakat sudah mempersiapkan diri dan menunggu kehadiran acara ini, sebab ini bukanlah agenda sekali dua kali, melainkan sudah menjadi agenda tahunan yang meresap dalam sanubari mereka,” tuturnya.
Terkait kreativitas, Pawai Tarub tahun ini akan menampilkan tiga bentuk replika utama: Ka’bah, Unta, dan Kuda. Pembatasan ini dilakukan untuk menjaga kesucian dan makna religius acara, menghindari interpretasi yang kurang tepat seperti “ogoh-ogoh” atau patung-patung yang dapat mengundang salah persepsi. Sementara itu, Pawai Obor juga akan menampilkan kreativitas dalam desain obor yang unik dan artistik, menambah kemegahan malam.
Pendanaan acara mulia ini bersumber dari kas desa dan partisipasi para pengusaha melalui pengajuan proposal yang digagas oleh panitia gabungan antara Pemerintah Desa Sukajaya dan seluruh anggota MUI Desa Sukajaya. Kolaborasi ini adalah cerminan sinergi antara pemerintah desa dan ulama dalam mewujudkan kegiatan keagamaan yang berkualitas.
Bapak Asep Jembar Rahmat, yang kini memasuki tahun kedua kepemimpinannya, mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini semakin sempurna di masa mendatang. “Alhamdulillah, setelah sempat terkendala tahun lalu, kini sepuluh mata lomba dapat dilaksanakan kembali, bahkan dengan kategori yang lebih lengkap sesuai harapan masyarakat. Ada tropi dan piagam sebagai bentuk apresiasi bagi para pemenang,” ungkapnya.
“Harapan kami, masyarakat akan semakin antusias, dan kualitas agenda ini dapat terus meningkat. Kegiatan ini bukan hanya perayaan, melainkan motivasi bagi seluruh warga, khususnya anak-anak, untuk terus mencintai dan mengamalkan ajaran agama,” pungkas Bapak Asep, menutup wawancara dengan untaian doa dan harapan. (Nuka)