Cihanjuang Tampilkan Gotong Royong dan Inovasi di Lomba Gapura Sri Baduga 2025
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, tampil percaya diri dalam ajang Anugerah Gapura Sri Baduga tingkat Kabupaten Bandung Barat (KBB) 2025. Tidak hanya menonjolkan kreativitas fisik gapura, desa ini juga menghadirkan kekuatan gotong royong dan berbagai program pembangunan berbasis partisipasi warga.
Kepala Desa Cihanjuang, Gagan Wirahma, menuturkan bahwa swadaya masyarakat menjadi modal utama dalam pembangunan desa. Salah satunya, warga berhasil mengumpulkan Rp25 juta untuk membantu pembangunan rumah bagi seorang warga yang membutuhkan. “Ini bukti nyata kepedulian dan kegotongroyongan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Desa Cihanjuang memiliki sejumlah program unggulan, mulai dari koperasi desa yang melibatkan seluruh RT dan RW, pengelolaan ayam pedaging untuk ketahanan pangan, hingga pemasangan CCTV di pos ronda guna memperkuat keamanan lingkungan. Produk lokal seperti tahu susu Cihanjuang dan boneka Circa Handmade yang telah menembus pasar ekspor juga memperkokoh sektor ekonomi desa.
Ketua TP PKK Desa Cihanjuang, Nia Kusmiati, menambahkan bahwa peran PKK sangat penting dalam bidang sosial dan kesehatan. Sejak 2019, desa telah merintis bank sampah, menjalankan program tukar sampah dengan sembako, hingga meluncurkan program gizi “satu telur satu ayam” bagi balita. “Data yang valid menjadi dasar penting dalam menentukan prioritas program, terutama untuk pencegahan stunting,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua BPD Desa Cihanjuang, Iman Taufik Safari, menekankan pentingnya transparansi dan harmonisasi antara pemerintah desa dengan lembaga desa. Ia menyoroti persoalan pengelolaan aset desa, termasuk tanah carik yang masih bermasalah, agar segera diselesaikan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi.
Meski menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah, Desa Cihanjuang menjawabnya dengan berbagai inovasi. Kelompok Wanita Tani Hanjung Wangi di RW 10 mengembangkan hidroponik dan memanfaatkan sampah organik sebagai pakan magot. Selain itu, Paguyuban PHIESAW aktif membuat lubang biopori serta mengelola bank sampah.
Dalam sesi penilaian, tim yang dipimpin Kepala DPMD KBB, Dudi Supriadi, melontarkan pertanyaan kritis terkait administrasi, keuangan, hingga digitalisasi desa. Pemerintah Desa Cihanjuang menegaskan bahwa seluruh program dijalankan secara musyawarah dan transparan, bahkan setiap proyek pembangunan selalu dilengkapi papan informasi anggaran.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 22 ribu jiwa, Desa Cihanjuang bertekad tidak hanya menjadi peserta lomba Gapura Sri Baduga, tetapi juga tampil sebagai contoh desa yang tumbuh melalui gotong royong, inovasi, dan kesadaran kolektif warganya. (Nuka)