Gerakan Pangan Murah di Padalarang: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Ringankan Beban Warga
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Suasana halaman kantor DPRD lama Kabupaten Bandung Barat (KBB) di Padalarang tampak ramai sejak pagi. Ratusan warga antusias menghadiri Gerakan Pangan Murah (Gapura Amanah) yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KBB bersama Perkumpulan Purnabakti DPRD, bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Kegiatan ini menghadirkan berbagai kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, mulai dari beras, minyak goreng, telur, cabai, hingga daging sapi. Selain itu, warga juga mendapat layanan kesehatan gratis berupa pemeriksaan tensi, cek laboratorium, dan konsultasi medis dari tiga puskesmas di Padalarang.
Camat Padalarang, Agoes Achmad Setiawan, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat.
> “Gerakan pangan murah bukan sekadar pasar murah, tetapi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan purnabakti DPRD mampu meringankan beban warga. Kebersamaan adalah pondasi kesejahteraan kita,” ujarnya.
Dari sisi teknis, kegiatan ini menghadirkan sekitar 6 ton bahan pangan. Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DKPP KBB, Agus Hendarsyah, menyebutkan:
> “Ada 12 komoditas yang kami siapkan, mulai dari beras SPHP sebanyak dua ton, beras kelompok tani binaan, minyak, gula, telur, ayam, daging sapi, hingga cabai dan bawang. Semua dijual dengan harga lebih rendah dari pasaran.”
Perwakilan Bapanas Jawa Barat, Wiwi, menambahkan bahwa program pangan murah sudah lama berjalan di berbagai daerah, termasuk KBB.
> “Kami menjual komoditas di bawah harga pasar dengan kualitas terjamin. Untuk Bandung Barat memang baru pertama kali, dan masyarakat berharap program ini terus berlanjut,” jelasnya.
Sementara itu, Hj. Mumu, Sekjen Purnabakti DPRD KBB, menilai kegiatan ini bukan sekadar distribusi pangan, melainkan juga wadah silaturahmi dan pengabdian.
> “Kami ingin menepis anggapan bahwa purnabakti hanya identik dengan politik. Justru kami hadir untuk memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” ujarnya.
Warga pun merasakan langsung dampak positif kegiatan ini. Misalnya, beras lima kilogram dijual Rp60 ribu oleh Bulog, minyak goreng Rp15 ribu per liter, telur Rp26 ribu per kilogram, dan ayam potong Rp26 ribu per kilogram. Semua komoditas tersebut langsung diserbu pembeli.
Gerakan pangan murah ini menjadi wujud nyata sinergi pemerintah dan masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus meringankan beban ekonomi warga, khususnya di tengah gejolak harga bahan pokok yang seringkali sulit diprediksi. (Nuka)