ASN yang Bergaya HEDONISME, Perlukah DIPECAT!
Jayantara-News.com, Jabar
Masalah gaya hidup hedonisme di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) memang menjadi perhatian publik, karena bertentangan dengan prinsip integritas, pelayanan publik, dan kesederhanaan yang seharusnya dipegang oleh ASN.
ASN sebagai pelayan masyarakat, seharusnya menunjukkan sikap yang mencerminkan etika dan profesionalisme, bukan gaya hidup berlebihan yang dapat menimbulkan persepsi negatif di kalangan masyarakat.
Menyikapi banyaknya kalangan ASN yang bersikap dan bergaya hedonisme, pun dikomentari oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) Media Online Jayantara-News.com, Agus Chepy Kurniadi.
Agus Chepy katakan, bahwa dalam konteks kehidupan modern, hedonisme seringkali dikaitkan dengan gaya hidup yang mementingkan kesenangan materi, seperti kemewahan, konsumsi berlebihan, dan kegiatan yang memberi kepuasan jangka pendek, tanpa memikirkan dampak jangka panjang atau tanggung jawab sosial.
Banyak kalangan masyarakat yang mempertanyakan; apakah ASN yang bergaya hidup hedonisme seperti itu perlu dipecat? Hal itu pun ditanggapi oleh Agus Chepy Kurniadi. “Tentu tergantung pada sejauh mana perilaku tersebut melanggar etika dan aturan yang berlaku. Jika gaya hidup tersebut terkait dengan penyalahgunaan wewenang, praktik korupsi, atau penerimaan gratifikasi yang tidak sesuai aturan, pemecatan mungkin merupakan langkah yang diperlukan sebagai bentuk sanksi dan pencegahan terhadap pelanggaran serupa,” katanya.
“Namun, jika gaya hidup hedonisme ASN tidak disertai pelanggaran hukum atau etika, tindakan yang lebih tepat mungkin berupa peringatan, pembinaan, atau pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan, bahwa ASN tetap mematuhi prinsip integritas dan profesionalisme,” imbuhnya.
Agus Chepy juga meminta kepada pemerintah, agar mengambil sikap tegas dalam menegakkan aturan. “Penting bagi pemerintah untuk menegakkan aturan yang jelas dan memberikan contoh, bahwa ASN yang menjalankan tugasnya harus berfokus pada pelayanan publik, dan bukan pada gaya hidup yang berlebihan,” pungkas Agus Chepy Kurniadi. (Red)