Heboh!!! Aliansi LSM dan Aktivis Jabar Dorong KPK RI USUT Korupsi di Kampus UPI
Jayantara-News.com, Jabar
Kampus UPI mendadak heboh dengan adanya aksi demo yang dilakukan oleh para Aktivis Anti Korupsi Jawa Barat.
Pada Kamis, 26 Oktober 2024, melalui sambungan teleponnya, koordinator aksi, Agus Satria, yang didampingi jajaran; Rino LSM Lakri, Adhi Wahyudi, Dena Hadiyat (aktivis anak bangsa), Luciana, SH., (gerak anti korupsi), menuturkan, bahwa pihaknya selaku Aliansi Anti Korupsi dari berbagai unsur masyarakat, yang peduli dengan pembangunan pendidikan, banyak menerima informasi yang kurang baik mengenai Kampus UPI. “Dan yang kami tahu, UPI itu perguruan tinggi negeri pencetak calon guru,” ucap Agus Satria.
Namun faktanya, kata dia, kami banyak menerima informasi dari masyarakat, yakni tentang adanya dugaan korupsi di lingkungan Kampus UPI. Makanya, kami para aktivis melakukan aksi demo.
“Dan saya berharap, dengan aksi demo ini, para penegak hukum agar segera melakukan penyelidikan, terkait dugaan korupsi di Kampus UPI,” tandasnya.
Agus Satria menyebut; Hasil temuan kami, terkait dugaan korupsi di Kampus UPI, di antaranya:
1. Dugaan penggelapan di labschool UPI sejak tahun 2020-2023. Dimana labschool merupakan aset yang dibangun menggunakan anggaran UPI. Dan juga adanya laporan piutang fiktif. Hal tersebut diketahui atas temuan audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP), tapi tidak ada tindak lanjut, dan malah oknum pelaku tersebut diberikan jabatan di Kampus UPI. Padahal kerugian mencapai 13 miliar.
2. Adanya penyalahgunaan aset negara oleh pejabat UPI, yakni pemanfaatan Gedung Training Center di Kampus UPI Serang, yang dibangun dengan menelan anggaran APBN senilai Rp.58 miliar.
“Tujuannya untuk tempat pratikum mahasiswa. Akan tetapi, sekarang malah menjadi hotel komersil di bawah pengelolaan Hotel Horison, tanpa izin pengalihan fungsi dari Kementerian terkait,” terang Agus Satria.
3. Adanya dugaan penyalahgunaan wewenang. Di mana menurut informasi yang beredar, bahwa UPI bekerjasama dengan salah satu bank BUMN, untuk mendepositokan uangnya. “Bunga deposito tidak dilaporkan, dan dicatatkan dalam keuangan UPI. Bahkan, disinyalir digunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Padahal seharusnya, keuntungan itu menjadi keuntungan Kampus UPI sendiri, dan bukan dijadikan anggaran untuk main golf,” sebut Agus Satria.
“Atas hal tersebut, kami meminta pihak aparat penegak hukum, dalam hal ini KPK, untuk mengusut dan membongkar darurat korupsi di Kampus UPI. Dan kami akan lapor secara resmi!” tegas Agus Satria. (Red)