Premanisme dan Korupsi Merajalela, Iklim Investasi Jabar Terancam!
Jayantara-News.com, Bandung
Iklim investasi di Jawa Barat berada di ujung tanduk! Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, dengan tegas menyatakan bahwa aksi premanisme yang dilakukan oknum organisasi masyarakat (ormas) dapat merusak dunia usaha dan menghambat masuknya investor. Ia menegaskan bahwa aparat hukum harus bertindak tegas terhadap kelompok-kelompok yang mengganggu stabilitas kawasan industri.
Namun, ancaman terbesar bagi investasi bukan hanya premanisme! Sekretaris Jenderal LSM Triga Nusantara Indonesia, Panji Ilham Haqiqi, menyoroti fakta yang lebih berbahaya: korupsi pejabat dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat! Menurutnya, premanisme hanyalah gejala dari persoalan ekonomi yang lebih dalam—akibat ketimpangan, kesulitan akses modal, dan minimnya pemberdayaan masyarakat.
Salah satu contoh nyata adalah kebijakan Bank BJB, yang justru lebih banyak menyalurkan kredit ke luar Jawa Barat dan Banten, alih-alih mendukung pengusaha lokal. Keputusan ini berkontribusi pada kelangkaan permodalan bagi masyarakat Jawa Barat sendiri, menciptakan kondisi yang semakin memperparah kesenjangan ekonomi.
Ketika perbankan daerah lebih memilih membantu pihak luar, sementara pengusaha lokal kesulitan mendapat akses pembiayaan, wajar jika ekonomi masyarakat terpuruk. Dalam kondisi ini, mereka dipaksa mencari cara lain untuk bertahan, termasuk melalui jalur ilegal, yang kemudian disebut sebagai premanisme.
Jika pemerintah benar-benar ingin menyelamatkan investasi di Jawa Barat, solusinya bukan hanya menindak preman, tapi juga memberantas korupsi, membenahi kebijakan ekonomi, dan memastikan bahwa sumber daya keuangan daerah benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat! Tanpa langkah nyata, Jawa Barat bukan hanya akan kehilangan investor, tapi juga menyaksikan masyarakatnya semakin terjerumus ke dalam ketidakpastian ekonomi yang berbahaya. (Red)