Otakmu di Mana? Gatot Semprot Hercules: GRIB Tak Bisa Sandera Demokrasi!
Jayantara-News.com, Jakarta
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menegur keras Hercules Rosario Marshal yang mengancam Dedi Mulyadi, tokoh politik Jawa Barat, terkait sikap terhadap ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB). Gatot menyebut Hercules sebagai preman berbaju ormas dan menyindirnya secara tajam: “Pakai dong otakmu!”
Pernyataan keras ini disampaikan Gatot menanggapi ucapan Hercules yang mendesak Dedi Mulyadi untuk mencintai GRIB terlebih dahulu jika ingin mendapatkan dukungan. Gatot menilai logika itu terbalik dan membahayakan demokrasi.
> “Gubernur itu dipilih rakyat, bukan ormas! Preman jangan sok jadi raja,” tegas Gatot dalam tayangan YouTube Refly Harun, Kamis (1/5/2025).
Gatot menilai bahwa pernyataan Hercules menunjukkan gejala buruk masuknya premanisme dalam sistem demokrasi dan pemerintahan. Ia memperingatkan bahwa jika dibiarkan, bangsa ini bisa runtuh di tangan para preman yang menyamar sebagai tokoh masyarakat.
> “Negara tidak boleh tunduk pada premanisme. Preman bukan pelindung rakyat—mereka perampas! Kalau dibiarkan, mereka akan kuasai politik, ekonomi, dan hukum,” tandas Gatot.
Lebih jauh, Gatot menyebut bahwa GRIB telah mulai menunjukkan tanda-tanda berbahaya karena sudah masuk ke ranah politik dan menggunakan ancaman massa untuk menekan pejabat publik.
Ancaman Hercules: Bawa Puluhan Ribu Massa ke Gedung Sate
Sebelumnya, Hercules mengancam akan menggerakkan puluhan ribu anggota GRIB ke Gedung Sate jika Dedi Mulyadi tak menunjukkan sikap hormat kepada ormas tersebut. Ia menuding Dedi lupa diri setelah dibantu ormas dalam perjalanan politiknya.
> “Jika mencari masalah, kami akan datang. Puluhan ribu personel siap ke Gedung Sate,” ujar Hercules.
Namun Dedi Mulyadi menegaskan tak akan tunduk pada tekanan siapa pun, termasuk dari ormas.
> “Saya tidak akan mendengarkan,” ucap Dedi singkat.
Pernyataan Gatot Nurmantyo ini menjadi tamparan keras bagi semua pihak yang menggunakan ormas sebagai alat tekanan politik. Demokrasi tidak boleh digadaikan kepada kekuatan jalanan. Saatnya negara bertindak tegas: berantas premanisme, selamatkan republik! (Goes)