STIKes RS Dustira Dorong Kesadaran Kesehatan Masyarakat Lewat Edukasi Fisioterapi di Cihanjuang
Jayantara-News.com, Cihanjuang
Aula Desa Cihanjuang tampak semarak saat puluhan kader PKK antusias mengikuti sesi edukasi kesehatan bertema fisioterapi. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Studi D3 Fisioterapi STIKes RS Dustira Cimahi ini merupakan bagian dari program rutin pengabdian masyarakat kampus.
Tak hanya mendengarkan pemaparan teori, para peserta juga menyaksikan dan mempraktikkan langsung teknik fisioterapi dasar yang dapat diterapkan di rumah. Sekitar 100 kader hadir secara bergiliran, mencerminkan tingginya minat warga terhadap topik yang masih relatif baru ini.
Dosen Fisioterapi STIKes RS Dustira, Pandu Dwi Panulat, menjelaskan bahwa kegiatan ini selaras dengan amanat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2024 dan Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 yang menempatkan fisioterapis sebagai tenaga kesehatan wajib di Puskesmas.
“Kami ingin masyarakat mengenal fisioterapi secara utuh, bukan hanya sebagai metode penyembuhan, tapi juga upaya pencegahan dan pemeliharaan fungsi tubuh sejak dini,” ujar Pandu. Ia menambahkan bahwa edukasi ini menyasar seluruh rentang usia, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Materi yang disampaikan meliputi beragam manfaat fisioterapi: mulai dari deteksi dini keterlambatan tumbuh kembang anak, pencegahan gangguan muskuloskeletal akibat postur buruk, hingga pemeliharaan mobilitas lansia agar tetap mandiri dan aktif.
Mahasiswa STIKes RS Dustira turut ambil peran dalam demonstrasi latihan ringan, seperti peregangan untuk mengatasi nyeri punggung dan latihan keseimbangan bagi lansia. Para peserta terlihat antusias mencoba langsung, menciptakan suasana interaktif dan menyenangkan.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Cihanjuang, Nia Kusmiati, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk nyata promosi kesehatan yang sangat relevan bagi kader. “Edukasi seperti ini sangat dibutuhkan para kader, agar mereka dapat meneruskan informasi penting ini kepada warga di tingkat RW dan posyandu,” ujarnya.
Nia juga berharap kolaborasi ini dapat berlanjut dalam bentuk kegiatan berkelanjutan. Menurutnya, pemahaman warga terhadap kesehatan akan meningkat bila edukasi dilakukan secara langsung, aplikatif, dan komunikatif seperti ini.
Pandu menambahkan, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian ini sekaligus menjadi wahana pembelajaran sosial. “Ini bukan hanya soal transfer pengetahuan, tapi juga penanaman nilai empati dan tanggung jawab sosial sebagai calon tenaga kesehatan,” tegasnya.
Dengan membawa fisioterapi keluar dari ruang klinik ke ruang publik, STIKes RS Dustira berupaya memperluas kesadaran masyarakat bahwa pencegahan dan pemeliharaan kesehatan dapat dimulai dari rumah, dan dari hal-hal sederhana yang dilakukan setiap hari. (Nuka)