Setali Tiga Uang! Dua Kepala, Satu Pusaran: Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul di Balik Aroma Korupsi
Jayantara-News.com, Bandung
Nama dua mantan petinggi Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, tengah menjadi sorotan tajam publik setelah keduanya dikaitkan dalam dua perkara berbeda namun mencuat nyaris bersamaan.
Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil, disebut dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank Jabar Banten (BJB), di mana ia menjabat sebagai Komisaris Utama selama masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Jabar periode 2018–2023.
“Perbankan daerah itu memiliki keterkaitan langsung dengan kepala daerah sebagai komisaris. Itulah yang sedang kami dalami,” ujar Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, Rabu (23/4/2025).
KPK telah menyita sejumlah barang bukti dari rumah Emil di Bandung, termasuk sepeda motor Royal Enfield dan sebuah mobil Mercedes-Benz yang masih berada di bengkel.
Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, memastikan pemeriksaan terhadap Emil akan dilakukan dalam waktu dekat. KPK menduga ada selisih dana mencurigakan senilai Rp 222 miliar dalam kontrak pengadaan iklan antara Bank BJB dan sejumlah agensi.
Lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Direktur Utama BJB dan para pengendali agensi periklanan yang diduga terlibat dalam penggelembungan anggaran.
Yayasan Milik Eks Wagub Jabar Kecipratan Rp 45 Miliar dari APBD
Sementara itu, Uu Ruzhanul Ulum, mantan Wakil Gubernur Jabar, ikut disorot setelah Yayasan Perguruan Al-Ruzhan yang terafiliasi dengannya, diketahui menerima dana hibah fantastis dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama periode 2020–2024.
Hibah tersebut mengalir ke berbagai institusi pendidikan milik yayasan di Tasikmalaya, termasuk SMK, STAI, dan Pondok Pesantren Al-Ruzhan.
Berikut rincian hibah yang tercatat:
2020: Rp 659 juta untuk dua SMK di bawah yayasan
2021: Hampir Rp 10 miliar dari Dinas Perumahan dan Permukiman
2022–2023: Rp 30 miliar dari Biro Kesra dan tambahan Rp 2,5 miliar untuk pesantren
2024: Rp 2 miliar kembali dikucurkan untuk SMK Al-Ruzhan
Kepala Biro Kesra Setda Jabar, Andrie Kustria Wardana, menyebut yayasan itu terafiliasi dengan keluarga Uu. Namun, perwakilan yayasan menolak memberi keterangan lebih lanjut kepada media.
Gubernur Jabar saat ini, Dedi Mulyadi, menyatakan akan mengevaluasi total sistem penyaluran hibah yang selama ini dianggap terlalu dekat dengan kepentingan politik.
“Kita akan ubah agar distribusi bantuan lebih adil dan tidak hanya menyasar kelompok tertentu,” tegasnya. (Goes)