Kasus Tiket Palsu Pangandaran Jadi Cermin Buram Penegakan Hukum: “Siapa Dalang Sebenarnya?”
Jayantara-News.com, Pangandaran
Kasus tiket wisata palsu di Pantai Pangandaran terus menjadi misteri. Berbulan-bulan berlalu, namun hingga kini publik belum mendapat jawaban siapa aktor utama yang bermain dalam praktik kotor ini.
Pengamat kebijakan publik, Agus Chepy Kurniadi, menyoroti lambannya aparat hukum dalam mengungkap dalang kasus yang merugikan daerah sekaligus mencoreng wajah pariwisata Jawa Barat tersebut.
Menurut Agus, publik pantas curiga: jika perkara pemalsuan tiket wisata yang begitu nyata saja tak kunjung tuntas, ada apa sebenarnya? Apakah proses hukum sengaja diperlambat, atau ada pihak tertentu yang sengaja dilindungi?
“Ketidakjelasan ini membuat publik bertanya: siapa yang diuntungkan dengan lambannya penanganan kasus ini? Apakah dalangnya orang kecil di lapangan, atau justru ada figur yang lebih besar?” kritik Agus.
Situasi ini kian menyerupai lakon pewayangan, di mana Sengkuni selalu lihai menyulam tipu daya, sementara Dorna kerap tampil sebagai penasihat yang abu-abu: berwibawa di depan, namun menutup mata terhadap intrik di belakang layar. Publik pun makin ragu, apakah ada Sengkuni modern yang bermain licik, dan seorang Dorna yang membiarkan keadaan tetap buram?
Ia menilai, penundaan ini hanya memperlebar jurang ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat. Bukan sekadar persoalan retribusi wisata, tetapi juga soal integritas hukum.
Agus menegaskan, publik berhak tahu siapa dalang di balik praktik tiket palsu ini, berapa kerugian daerah, dan mengapa proses hukum berjalan seperti tanpa arah.
“Ketika rakyat menunggu kejelasan, yang muncul justru kesan pembiaran. Lamban atau ada apa?” pungkasnya. (Red)