Miris! Juara MTQ Dunia Cuma Dihargai Rp1 Juta, Pemprov Maluku Utara Dikecam!
Jayantara-News.com, Maluku Utara
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh anak bangsa di kancah internasional. Izzah Qurata’ain Mubarak, seorang hafizah cilik asal Maluku Utara, sukses meraih juara pertama dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional di Qatar pada 14 Januari 2025. Namun, alih-alih mendapatkan penghargaan yang layak, publik justru dibuat geram dengan fakta bahwa sebelum berangkat, Izzah hanya menerima uang saku sebesar Rp1 juta dari Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Minim Apresiasi, Publik Bereaksi
Video yang memperlihatkan kekecewaan pihak keluarga pun viral di media sosial. Ayah Izzah, Ustad Mubarak, membenarkan bahwa uang tersebut diberikan oleh Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Maluku Utara, Fadly Muhammad. Ironisnya, pemerintah daerah justru berdalih bahwa bantuan tersebut merupakan inisiatif pribadi, bukan bentuk dukungan resmi dari Pemprov. Pernyataan ini tentu menimbulkan lebih banyak tanda tanya ketimbang menjawab persoalan.
Apakah memang tidak ada anggaran yang dialokasikan untuk mendukung para duta bangsa yang berjuang di tingkat internasional? Jika benar demikian, lantas bagaimana pemerintah bisa dengan mudah menghamburkan dana untuk acara seremonial yang sering kali hanya bersifat seremonial belaka?
Retorika vs Realita: Ketimpangan Penghargaan bagi para Juara
Kasus ini kembali mencerminkan betapa kurangnya perhatian pemerintah terhadap individu yang berprestasi di bidang keagamaan. Setiap tahun, pemerintah selalu menyuarakan komitmen dalam mendukung generasi muda yang mengharumkan nama bangsa. Namun, realitas di lapangan berbicara sebaliknya.
Izzah bukan satu-satunya korban minimnya penghargaan bagi juara MTQ. Sudah terlalu sering prestasi keagamaan dianggap kurang “menguntungkan” dibandingkan dengan bidang lain seperti olahraga atau hiburan. Bandingkan dengan atlet yang memenangkan kompetisi internasional—banyak dari mereka mendapatkan bonus hingga ratusan juta rupiah, bahkan rumah atau fasilitas pendidikan.
Mengapa para juara MTQ tidak diperlakukan dengan standar yang sama? Bukankah mereka juga membawa nama Indonesia ke panggung dunia?
Dukungan Publik, Hadiah Umrah, dan Kecaman terhadap Pemprov
Setelah video ini viral, berbagai pihak langsung memberikan dukungan kepada Izzah. Sebuah biro perjalanan dari Jeddah, Arab Saudi, bahkan menghadiahkannya perjalanan umrah sebagai bentuk apresiasi atas pencapaiannya. Sayangnya, penghargaan seperti ini justru datang dari pihak swasta, bukan dari pemerintah yang seharusnya lebih bertanggung jawab.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi Pemprov Maluku Utara, yang tampaknya gagal memahami pentingnya penghargaan bagi putra-putri daerah yang berprestasi. Jika pemerintah tidak segera membenahi pola penghargaan semacam ini, bukan tidak mungkin generasi penerus akan kehilangan motivasi untuk berkompetisi dan mengharumkan nama Indonesia di masa depan.
Pemerintah daerah harus segera mengambil langkah konkret, bukan sekadar retorika kosong. Jika anggaran untuk membangun gedung pemerintahan atau studi banding pejabat ke luar negeri selalu tersedia, mengapa apresiasi untuk juara MTQ justru terkesan seperti belas kasihan?
Sudah saatnya pemerintah lebih peduli dan menghargai prestasi anak bangsa, bukan sekadar mengklaimnya untuk pencitraan belaka. (Red)