Seni Budaya Sunda Sisingaan Meriahkan Hari Kedua Milangkala Desa Sukajaya, Lembang, KBB
Jayantara-News.com, Lembang
Hari kedua peringatan Milangkala ke-40 Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, berlangsung meriah. Acara yang digelar di halaman desa, pada Sabtu, 14 Desember 2024, dihadiri oleh ratusan warga yang antusias dari berbagai penjuru desa. Sejak pagi, kegiatan dimulai dengan senam bersama, dilanjutkan dengan berbagai pagelaran seni budaya khas Sunda, seperti Sisingaan, serta hiburan lainnya. Sebagai puncaknya, malam hari ditutup dengan pagelaran wayang golek yang dipimpin oleh dalang kondang Yogaswara Sunarya Sunandar.
Pagelaran seni budaya Sunda Sisingaan menjadi daya tarik utama pada hari kedua ini. Seni khas Jawa Barat tersebut identik dengan perayaan khitanan, di mana anak-anak yang telah dikhitan diarak di atas replika singa sambil diiringi musik tradisional Sunda seperti rampak kendang dan alunan merdu sinden. Selain menjadi hiburan, pagelaran ini juga bertujuan melestarikan seni budaya Sunda yang kini kian tergerus oleh budaya modern.
Kepala Desa Sukajaya, Asep Jembar Rahmat, menyampaikan, bahwa seni budaya Sunda seperti Sisingaan ini diselenggarakan untuk memberikan hiburan kepada anak-anak yang telah dikhitan. Selain diarak, mereka juga menerima hadiah berupa pakaian, nasi tumpeng, buah-buahan, serta uang kadeudeuh dari Hajah Nina, pemilik Nina Rosse Florist, yang telah menjadi donatur tetap selama empat tahun berturut-turut.
“Pagelaran ini bukan hanya membuat anak-anak bahagia, tetapi juga menghibur para orangtua yang ikut larut menikmati keindahan seni Sisingaan. Seni budaya ini kami hadirkan untuk terus melestarikan ciri khas Sunda,” ujar Asep Jembar Rahmat.
Hajah Nina, pengusaha dan pemilik Nina Rosse Florist Bandung, yang telah 15 tahun berkecimpung di bidang usaha bunga mawar, kembali menjadi donatur utama acara ini. Dalam wawancara bersama awak media, ia mengungkapkan rasa syukurnya dapat terus berkontribusi untuk kegiatan sosial di Desa Sukajaya.
“Alhamdulillah, sudah empat tahun berturut-turut saya menjadi donatur tetap di desa ini. Tahun lalu, kami memberikan santunan kepada 170 anak yatim piatu, dan tahun ini meningkat menjadi 203 anak. Untuk anak-anak khitanan, ada 12 anak yang kami berikan santunan berupa pakaian, makanan, dan uang kadeudeuh. Harapannya, semoga saya bisa tetap istiqamah dan Desa Sukajaya semakin maju. Keberadaan kami di sini semoga dapat bermanfaat, terutama bagi warga yang membutuhkan bantuan,” tutur Hajah Nina.
Sebagai pengusaha florist, Hajah Nina memiliki tim yang terdiri atas 30 karyawan dengan pasar utama di Jakarta. Untuk pertanian bunga, ia mengelola lahan di Parongpong dan Lembang. Selain memenuhi kebutuhan hotel-hotel, usahanya juga melayani acara hajatan dan pesanan dari berbagai florist untuk rangkaian bunga.
Ketua seni budaya Sunda Desa Sukajaya, Wowon, menyampaikan, bahwa sejak hari pertama Milangkala, warga telah disuguhi berbagai pertunjukan seperti pencak silat, tari Jaipong, dan tarian-tarian tradisional lainnya. Pada hari kedua, giliran seni budaya Sisingaan dari RW 06 yang ditampilkan.
“Sisingaan biasa digelar pada acara khitanan atau penyambutan tamu. Tujuannya untuk memperkenalkan seni budaya khas Sunda agar tidak punah. Harapan saya ke depan, semoga pemerintah lebih memperhatikan dan mendukung pelestarian budaya Sunda. Kami juga berencana menghidupkan kembali permainan tradisional Sunda untuk anak-anak, sehingga mereka tidak hanya bermain gawai, tetapi juga lebih kreatif dan mengenal budaya asli kita,” jelas Wowon.
Acara hari kedua ditutup dengan pengundian doorprize bagi para pemenang lomba yang telah diselenggarakan sebelumnya. Semarak Milangkala ke-40 Desa Sukajaya ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga momen penting untuk menjaga warisan budaya Sunda agar tetap hidup dan dikenang generasi mendatang. (Nuka)