Siman ‘Kades Bojong Cilacap’, Pemimpin Berhati Baja: Hadir untuk Jurnalis di Saat Sulit
Jayantara-News.com, Cilacap
Di tengah hiruk-pikuk arus mudik yang padat, sebuah kecelakaan tragis menimpa Bambang, jurnalis tangguh dari media Nuansa Realita News. Saat menjalankan tugas jurnalistiknya di jalan raya Kawunganten, Cilacap, pada 31 Maret 2025, ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang tangan. Insiden ini membuatnya harus menjalani perawatan intensif di RST Wijayakusuma, Purwokerto, meninggalkan keluarga dan tugas jurnalistiknya.
Kabar duka ini dengan cepat menyebar hingga ke telinga Siman, Kepala Desa Bojong yang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi. Tanpa ragu, ia segera mengambil tindakan. Hujan deras yang mengguyur tak menghalanginya untuk menjenguk Bambang. Dengan hanya berbekal mantel seadanya, Siman mengendarai sepeda motor menerjang badai menuju rumah sakit.
Perjalanan itu bukan sekadar kunjungan biasa. Siman membuktikan bahwa kepeduliannya tulus, tanpa pamrih. “Saya tidak melihat siapa dia. Jika ada teman yang kesusahan, apalagi seorang jurnalis yang menjalankan tugas mulia, saya merasa berkewajiban datang. Setidaknya, kehadiran saya bisa memberikan semangat dan meringankan bebannya,” ungkap Siman.
Di ruang perawatan, Bambang terbaring lemah, menahan sakit dan merindukan keluarganya di momen Idulfitri. Operasi pemasangan pen tulang lengan yang dijalaninya membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Di tengah keterbatasan itu, dukungan dari rekan-rekan media menjadi sumber kekuatannya. Solidaritas pun mengalir deras, mulai dari kunjungan hingga bantuan materiil untuk meringankan biaya pengobatan.
Sas, seorang rekan media dari Kaprewil NR wilayah Jawa Tengah, bahkan rela menemani Bambang selama dua hari dua malam. “Kondisinya sangat memprihatinkan. Dengan kedua tangan terluka, ia kesulitan melakukan aktivitas dasar. Saya hanya ingin memastikan ia tidak merasa sendirian,” tutur Sas.
Kisah ini bukan sekadar tentang kecelakaan dan luka fisik, tetapi juga tentang kekuatan solidaritas dan kemanusiaan. Di tengah perbedaan profesi, Siman dan rekan-rekan media menunjukkan bahwa kepedulian dapat menembus batas dan menjadi cahaya harapan di saat-saat sulit. (Buyung/Red)