Gerakan Steven Ewon: Bersihkan Sungai, Selamatkan Jawa Barat!
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Jawa Barat masih bergulat dengan permasalahan sampah, terutama di sungai-sungai yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat. Meskipun berbagai program telah digalakkan, termasuk Citarum Harum, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sampah masih menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan warga.
Di tengah situasi ini, seorang YouTuber sekaligus Kepala Desa Kertawangi, Yanto Bin Surya, atau yang lebih dikenal sebagai Steven Ewon, mengambil langkah nyata. Dengan gaya khasnya yang blak-blakan, ia mengunggah video berjudul “Kertawangi Kekurangan Sampah”, yang sebenarnya adalah sindiran keras terhadap rendahnya kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam video tersebut, Steven dan komunitasnya turun langsung ke Sungai Cijanggel, salah satu hulu Sungai Cimahi dan Citarum, untuk melakukan aksi bersih-bersih. Aksi ini bukan sekadar konten semata, tetapi juga pesan kuat bagi masyarakat dan pemerintah.
“Kita harus peduli, jangan hanya menunggu pemerintah bertindak. Kalau Gubernur saja berani turun ke sungai, kenapa kita tidak?” ujar Steven dalam videonya.
Pernyataan ini sekaligus menjadi tantangan terbuka kepada Dedi Mulyadi, yang disebutnya sebagai tokoh lingkungan, untuk lebih serius menangani permasalahan sampah di daerah hulu sungai.
Meskipun berbagai program kebersihan telah digencarkan, beberapa faktor utama masih menghambat penyelesaian masalah ini:
1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat – Masih banyak warga yang menganggap membuang sampah ke sungai sebagai hal lumrah. Minimnya edukasi dan fasilitas pembuangan yang memadai membuat kebiasaan buruk ini terus terjadi.
2. Sistem Pengelolaan Sampah yang Belum Optimal – Kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) seperti Sarimukti semakin terbatas, bahkan beberapa kali mengalami krisis sampah akibat penumpukan berlebihan.
3. Limbah Industri yang Tidak Terkontrol – Selain sampah rumah tangga, limbah industri juga menjadi ancaman besar bagi kebersihan sungai. Banyak pabrik di sekitar Citarum masih membuang limbah tanpa pengolahan yang layak.
Aksi bersih-bersih yang dilakukan Steven Ewon mendapat respons positif dari warga sekitar. Banyak yang berharap inisiatif ini bisa menginspirasi komunitas lain untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan.
Namun, pertanyaannya; apakah aksi ini cukup untuk membawa perubahan?
Steven menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar ajang konten YouTube, melainkan seruan kepada semua pihak—pemerintah, komunitas, hingga individu—agar lebih serius menangani permasalahan sampah.
“Kita bisa kok, kita mampu kok, asal kita mau bergotong royong,” tegasnya.
Kini, publik menunggu langkah selanjutnya. Akankah Dedi Mulyadi menjawab tantangan ini? Apakah pemerintah provinsi akan mengambil langkah konkret? Ataukah masalah sampah ini akan terus menjadi polemik yang tak kunjung terselesaikan?
Satu hal yang pasti, gerakan kecil seperti yang dilakukan Steven Ewon bisa menjadi awal perubahan besar. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian dan kepedulian, dua hal yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga dan pemimpin di Jawa Barat. (Nuka)