Usut!!! Jembatan Mahal 3,5 M di Sindangkerta Cuma Jadi Pajangan: Bukti Gagalnya Perencanaan PUPR & Wakil Rakyat Bandung Barat
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Pembangunan jembatan semestinya menjadi solusi vital untuk mendukung mobilitas masyarakat, mulai dari pejalan kaki, pengendara sepeda motor, hingga kendaraan roda empat. Selain memperlancar akses antar wilayah, jembatan juga berperan besar dalam menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial warga.
Namun lain halnya dengan jembatan gantung yang dibangun di Kampung Cinangsi, Desa Cintakarya, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 3,5 miliar—bersumber dari aspirasi salah satu anggota legislatif, justru menjadi sorotan tajam karena minim pemanfaatan dan terkesan hanya menghamburkan anggaran rakyat.
Dibangun pada akhir tahun 2023 dengan bentang panjang ±19,4 meter dan lebar ±1,6 meter, jembatan ini melintasi Sungai Cijere dan memakan waktu pembangunan sekitar 4 bulan. Ironisnya, hingga kini jembatan tersebut nyaris tak digunakan masyarakat, karena akses jalan setelah jembatan berujung buntu.
Warga sekitar menyayangkan pembangunan yang dinilai tidak melalui survei dan kajian lapangan secara matang. “Jembatan sudah dibangun, tapi ujungnya buntu, terus siapa yang mau lewat? Percuma, cuma buat gaya!” keluh salah satu warga.
Masyarakat berharap pihak terkait, terutama Dinas PUPR Kabupaten Bandung Barat, tidak asal menyetujui proyek tanpa memperhitungkan kebermanfaatan riilnya. Proyek seperti ini justru menambah daftar panjang contoh gagal perencanaan yang menyengsarakan rakyat.
Warga mendesak agar akses jalan diteruskan agar jembatan tak menjadi monumen sia-sia hasil proyek pencitraan. Sudah saatnya pembangunan dilakukan dengan otak, bukan sekadar untuk laporan dan seremonial. (Buldani)