Karawang Membara! Ribuan Warga Kepung Pabrik, Tuntut Pemprov Jabar Hentikan Tambang
Jayantara-News.com, Karawang
Ribuan warga Karawang Selatan turun ke jalan dalam aksi besar-besaran menolak aktivitas tambang batu kapur di depan pabrik PT Jui Shin Indonesia (JSI), Kamis (17/4/2025). Aksi damai itu berubah ricuh. Amarah warga meledak, pos keamanan dibakar, dan sejumlah fasilitas pabrik dirusak.
Kericuhan dipicu oleh terbitnya Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada PT Mas Putih Bangka Belitung (MPBB) sejak Januari 2024. Izin tersebut mengizinkan eksploitasi batu kapur di kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru—kawasan yang selama ini menjadi penyangga ekosistem dan sumber air warga.
Warga menilai izin tersebut sebagai kebijakan sesat yang merusak lingkungan dan mengancam keberlangsungan hidup. Mereka takut akan terjadi kekeringan ekstrem di musim kemarau dan banjir bandang di musim hujan akibat rusaknya struktur karst.
“Kebijakan ini ngawur! Tidak ada kajian mendalam, tidak ada pelibatan warga, tiba-tiba izin keluar dan tambang jalan. Ini sumber air kami, bukan tanah mati!” tegas Ujang Nurali, Koordinator Aksi, kepada awak media.
Ujang menyebut, izin tersebut ditandatangani oleh Penjabat Gubernur Jabar sebelumnya, Bey Machmudin, yang diduga kuat mendapat rekomendasi dari Bupati Karawang saat itu, Cellica Nurrachadiana. Warga kini menaruh harapan besar pada Gubernur Jabar yang baru, Dedi Mulyadi, untuk mencabut izin tambang tersebut demi menyelamatkan Karst dan lingkungan hidup warga.
Sikap warga pun mendapat dukungan dari Bupati Karawang saat ini, Aep Syaepuloh, yang telah melayangkan surat resmi ke Pemprov Jabar untuk membatalkan izin tambang.
Aksi yang dimulai pagi hari semula berjalan tertib. Ribuan massa berjalan kaki menuju pabrik PT JSI yang disebut sebagai konsumen utama batu kapur dari tambang tersebut. Namun ketegangan meningkat ketika tidak ada tanggapan dari pihak perusahaan. Amarah massa meledak. Ban bekas dibakar di depan gerbang pabrik, disusul pembakaran pos satpam dan perusakan fasilitas di sekitar lokasi.
Aparat kepolisian sigap mengendalikan situasi agar kerusuhan tidak menyebar. Hingga sore hari, kondisi berhasil diredam, namun semangat perlawanan warga tetap menyala.
“Kami tidak akan berhenti. Ini soal masa depan anak cucu kami. Kami akan terus melawan,” tegas Ujang lantang. (DJ)