Suara Hati Pangandaran & Kebijakan Tanpa Dialog: Ketika Larangan Study Tour Mengancam Nafas Pariwisata Lokal
Jayantara-News.com, Pangandaran, Jawa Barat
Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 43/PK.03.04/KESRA tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat memantik reaksi beragam dari masyarakat. Salah satu poin yang menjadi sorotan tajam adalah larangan kegiatan study tour oleh sekolah, yang dinilai sebagai langkah untuk meringankan beban ekonomi orang tua siswa.
Namun, kebijakan ini memunculkan dampak serius di sektor lain: pariwisata. Di daerah wisata unggulan seperti Pangandaran, sejumlah pelaku jasa wisata menyatakan keprihatinan mendalam. Mulai dari biro perjalanan, pengelola hotel, pemandu wisata, hingga pedagang kecil, semuanya merasakan potensi kerugian ekonomi akibat berkurangnya kunjungan dari rombongan pelajar—segmen yang selama ini menjadi salah satu penopang utama.
> “Kami bukan hanya kehilangan pendapatan, tapi juga kepercayaan dari mitra sekolah yang selama ini telah menjalin kerja sama secara tertib dan edukatif,” ungkap Agus Supendi, pelaku wisata Pangandaran kepada Jayantara-News.com.
Para pelaku usaha berharap adanya dialog terbuka dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Mereka menilai bahwa kebijakan tersebut lahir tanpa mekanisme transisi maupun pelibatan sektor terdampak, sehingga menciptakan kebingungan di lapangan.
Untuk itu, Jayantara-News.com menyuarakan beberapa langkah solutif yang bisa dijajaki bersama:
1. Penyesuaian Segmentasi Pasar: Pelaku wisata didorong menjangkau segmen keluarga, komunitas, dan pelajar non-formal melalui paket wisata berbasis edukasi dan kearifan lokal.
2. Wisata Edukatif Non-Formal: Menjalin kerja sama dengan pesantren, organisasi pemuda, dan komunitas belajar sebagai alternatif kunjungan edukatif di luar kurikulum sekolah.
3. Dialog dan Advokasi Kebijakan: Dibutuhkan forum komunikasi antara Pemprov Jabar dan pelaku wisata untuk membuka opsi pengecualian dengan regulasi ketat dan bertanggung jawab.
4. Transformasi Digital dan Promosi Kreatif: Menguatkan branding Pangandaran melalui media sosial, konten video, dan testimoni wisatawan.
5. Kemitraan Inklusif: Menggandeng sponsor dan CSR perusahaan swasta untuk mendukung kegiatan wisata edukatif yang tidak membebani orang tua siswa.
Jayantara-News.com akan terus mengawal isu ini sebagai bentuk tanggung jawab jurnalisme dalam menyuarakan kepentingan masyarakat dan mendorong kebijakan yang berimbang, berkeadilan, dan berkelanjutan. Pendidikan memang penting, tapi kehidupan ekonomi warga juga layak diperjuangkan. (Red)