May Day di Universitas Pertamina: Kolaborasi untuk SDM Tangguh dan Buruh Sejahtera
Jayantara-News.com, Depok
“Kolaborasi adalah kunci. Kita harus duduk bersama mencari solusi, tidak hanya untuk kesejahteraan buruh, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan mereka agar mampu bersaing di pasar kerja global,” tegas Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli saat memperingati Hari Buruh Internasional di Universitas Pertamina (Uper), Rabu (1/5/2025).
Mengusung tema “May Day is a Kolaborasi Day”, peringatan May Day tahun ini menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dalam menciptakan tenaga kerja yang tangguh menghadapi disrupsi teknologi dan transisi industri hijau.
Didampingi Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan, Menaker Yassierli menyampaikan bahwa transformasi besar-besaran tengah terjadi di pasar kerja. Dominasi pekerja informal dan ketidaksiapan sebagian pekerja formal dalam menjawab tantangan baru menjadi sorotan.
“Ketimpangan ini harus diatasi melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor,” tandasnya.
Peringatan May Day 2025 digelar serentak di tujuh titik strategis Jakarta, termasuk Universitas Pertamina. Ribuan buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil ikut serta dalam aksi damai, panggung edukatif, serta diskusi publik yang mengangkat isu-isu strategis ketenagakerjaan.
Salah satu isu krusial yang dibahas adalah rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja. Data BPS 2023 menunjukkan bahwa 34% pekerja formal hanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMP, dan hanya 20% yang pernah mengenyam pendidikan tinggi. Menaker menilai hal ini sebagai sinyal mendesak untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pendidikan vokasi, pelatihan berbasis industri, dan kurikulum yang relevan harus menjadi tanggung jawab bersama,” ujar Menaker.
Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Wiko Migantoro, menyambut baik pelaksanaan May Day di kawasan Pertamina Simprug. Menurutnya, kawasan ini menjadi simbol komitmen Pertamina mencetak SDM unggul di sektor energi.
“Triple helix antara pemerintah, industri, dan akademisi adalah strategi jangka panjang untuk memperkuat daya saing tenaga kerja nasional,” ungkap Wiko.
Pakar Manajemen SDM dari Universitas Pertamina, Dr. Arif Murti Rozamuri, menambahkan bahwa kebijakan luar negeri juga berpengaruh besar terhadap kondisi pekerja domestik. Ia menyoroti tarif resiprokal 32% dari Amerika Serikat yang berpotensi menekan daya saing ekspor Indonesia.
“Sektor padat karya seperti tekstil bisa terdampak langsung. Kita harus antisipatif,” tegasnya.
Menurut Arif, kunci masa depan terletak pada SDM yang adaptif, inovatif, dan memiliki kemampuan creative problem solving. Pendidikan berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan industri menjadi pondasi utama.
Momentum May Day di Universitas Pertamina ini bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi arah pembangunan ketenagakerjaan nasional. Dalam era kompetisi global dan ekonomi hijau, kesejahteraan buruh sangat ditentukan oleh keberhasilan membangun SDM unggul dan berdaya saing.
Sebagai catatan, Universitas Pertamina saat ini membuka pendaftaran mahasiswa baru. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id. (Yuni)