Youth Voter 2025: Dorong Pemilih Muda Jawa Barat Jadi Agen Demokrasi Cerdas
Jayantara-News.com, Ngamprah, Bandung Barat
Sebagai langkah meningkatkan literasi politik generasi muda, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Youth Voter 2025, Rabu (21/5), yang diikuti ratusan pelajar SMA dan SMK se-Bandung Barat.
Mengangkat tema “Meningkatkan Literasi Politik Generasi Muda untuk Pemilih Pemula”, kegiatan ini menjadi respons atas rendahnya tingkat partisipasi pemilu di Jawa Barat, yang tercatat hanya 68 persen pada Pileg dan 78 persen saat Pilkada terakhir. Padahal, provinsi ini memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa.
Pembukaan acara dimeriahkan oleh penampilan nasionalisme dari Intan Ayu (Expector Indonesia). Panitia, Yana Somantri, menyebut sekitar 350 pelajar hadir dalam kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kesadaran politik sejak dini.
Kepala Bidang Dalam Negeri Bakesbangpol Jabar, Ruliadi, menyatakan bahwa pembangunan karakter politik jauh lebih krusial dibanding pembangunan fisik. “Meski Gen Z dominan secara demografi, hanya 35 persen yang aktif secara politik,” ujarnya.
Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra, Tobias, menekankan pentingnya memilih pemimpin secara cerdas. “Salah pilih pemimpin, salah pula arah kebijakan,” katanya. Ia juga menyoroti kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk opini politik generasi muda.
Momentum simbolik hadir melalui penyerahan bibit pohon sebagai bagian dari Gerakan Leuweung Hejo, yang menekankan bahwa kepedulian lingkungan adalah bentuk partisipasi politik.
Komalasari dari Kesbangpol KBB dan Amung Makmur dari DPRD KBB turut mendorong pelajar untuk aktif mengikuti tahapan Pemilu 2025 dan tak bersikap apatis. “Politik bukan soal partai, tapi peran warga negara,” ujar Komalasari.
Menguatkan sesi, Riko Marbun, akademisi sekaligus konsultan politik, menyebut pemilu sebagai tonggak terbesar demokrasi sejak proklamasi. “Dari pemilu lahir kebijakan yang mengikat seluruh rakyat. Kita tak boleh abai,” tegasnya.
Youth Voter 2025 membuktikan bahwa pendidikan politik tak sekadar mengenal partai, melainkan membentuk generasi muda yang sadar hak, tanggung jawab, dan masa depan bangsa. (Nuka)