KPK Bongkar Aib Skandal Busuk di Papua: Duit Operasional Rakyat Disulap Jadi Jet Mewah
Jayantara-News.com, Jakarta
Skandal korupsi dana operasional Pemerintah Provinsi Papua makin membusuk. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar fakta mencengangkan: uang rakyat yang seharusnya untuk pelayanan publik justru digunakan untuk membeli jet pribadi mewah di luar negeri!
“Penyidik menduga aliran dana dari hasil tindak pidana korupsi tersebut salah satunya digunakan untuk pembelian private jet,” ungkap Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, Kamis (12/6/2025).
KPK belum mengungkap jenis pesawat yang dibeli dari hasil korupsi tersebut. Namun, satu hal yang pasti: jet itu tidak berada di Indonesia, melainkan disembunyikan di luar negeri.
“Yang saat ini keberadaannya di luar negeri,” ujar Budi singkat, mengindikasikan kompleksitas dan jangkauan internasional dari kasus ini.
Guna menelusuri lebih jauh, KPK memanggil Gibrael Isaak, warga negara Singapura yang disebut sebagai pengusaha maskapai pribadi, untuk dimintai keterangan.
“Hari ini KPK memanggil saksi atas nama Gibrael Isaak (GI), seorang WNA Singapura, untuk didalami terkait dengan pembelian pesawat private jet tersebut,” tegas Budi.
Kasus ini berkaitan erat dengan penyidikan besar-besaran terkait dugaan korupsi dana penunjang operasional dan program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah Papua pada periode 2020–2022.
KPK sebelumnya telah mencium aroma busuk penyelewengan dana operasional sebesar Rp1 triliun per tahun, yang disebut digunakan untuk hal-hal absurd, seperti makan dan minum oleh mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe.
“Dana operasional yang bersangkutan itu rata-rata setiap tahun mencapai Rp1 triliunan. Sebagian besar setelah kita telisik, dibelanjakan antara lain untuk biaya makan minum,” ungkap Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers di Jakarta, 27 Juni 2023.
Dana jumbo itu diminta sejak 2019 hingga 2022, dan jelas melanggar ketentuan yang diatur oleh Kementerian Dalam Negeri.
Rakyat Papua masih berjibaku dengan masalah dasar seperti pendidikan, akses kesehatan, hingga infrastruktur. Di tengah penderitaan itu, segelintir elit justru diduga berpesta pora dengan uang negara, terbang mewah di langit asing. Ironi ini bukan sekadar pelanggaran hukum, ini adalah pengkhianatan terhadap bangsa. (Goes)