Berjamaah Tersandung Korupsi! Deretan Menteri Era Jokowi Digarap KPK dan Kejagung, Tak Hanya Nadiem
Jayantara-News.com, Jakarta
Aroma busuk korupsi kian menyengat di lingkaran kabinet Presiden Joko Widodo. Tak hanya Nadiem Makarim, sedikitnya tiga menteri era Jokowi kini ikut diobok-obok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung (Kejagung) atas berbagai skandal rasuah yang menggerogoti uang rakyat.
Berikut rangkuman memalukan para pembantu presiden yang kini terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi bernilai fantastis:
1. Nadiem Makarim
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) ini dicekal Kejagung dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook pada program digitalisasi pendidikan 2019–2022.
Kejagung resmi meningkatkan status perkara ini ke tahap penyidikan. Dari total anggaran Rp 9,9 triliun, sekitar Rp 3,5 triliun dialokasikan untuk pengadaan peralatan TIK. Namun, penggantian spesifikasi laptop dari Windows menjadi Chromebook diduga tak sesuai kebutuhan, sarat akal-akalan, dan berujung dugaan permufakatan jahat demi meraup untung haram.
2. Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama dari PKB ini sedang dibayangi kasus dugaan korupsi kuota haji periode 2023–2025 yang kini ditelisik KPK. Meski masih tahap penyelidikan, KPK membuka peluang memanggil Yaqut untuk dimintai keterangan soal kisruh penentuan kuota haji yang sarat kepentingan.
“Siapa pun yang mengetahui konstruksi perkara ini akan kami panggil,” tegas Jubir KPK, Budi Prasetyo.
3. Hanif Dhakiri dan Ida Fauziyah
Dua eks Menteri Ketenagakerjaan ini ikut terseret pusaran kasus pemerasan terkait penerbitan RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) di Kemnaker. Kasus yang diusut KPK ini sudah menjerat 8 tersangka dengan nilai suap jumbo mencapai Rp 53,7 miliar.
Uang suap itu dikumpulkan sistematis dari pemohon RPTKA dan diduga mengalir hingga ke level atas. Dari hasil korupsi tersebut, para pejabat bawahannya bahkan sempat membeli belasan mobil dan motor mewah.
Deretan nama ini hanyalah potret kecil betapa kronisnya kanker korupsi yang menjalar di tubuh birokrasi. Mirisnya, praktik haram ini terjadi saat jutaan rakyat masih berjibaku mencari makan dan mengais pendidikan layak.
Publik kini menanti, apakah penegak hukum serius menuntaskan kasus ini sampai ke akar, atau malah mandek karena kompromi politik di belakang layar. (Goes)