Warga Gomo dan Idanotae Geram!: Listrik Sering Padam, PLN Salahkan Pohon Warga!
Jayantara-News.com, Nias Selatan
Pemadaman listrik berkepanjangan di wilayah Gomo dan Idanotae, Kabupaten Nias Selatan, akhirnya memancing reaksi dari pihak PLN. Setelah desakan keras dari masyarakat, Manajer PLN ULP Nias Selatan, Mukhlis Suhada, angkat bicara dan mengakui adanya gangguan serius dalam sistem kelistrikan. Namun, alih-alih sepenuhnya bertanggung jawab, PLN justru menyalahkan pohon-pohon milik warga sebagai biang keroknya!
“Banyak pohon masyarakat yang menyentuh jaringan kami. Saat tim kami hendak memangkas, sering ditolak oleh pemiliknya. Inilah penyebab utama listrik sering padam,” ujar Mukhlis, Senin (4/8), seolah melempar tanggung jawab ke warga.
Mukhlis menuturkan, tim lapangan PLN kewalahan karena kabel listrik tertutup pepohonan rimbun. Meski sudah berupaya membersihkan jalur kabel, mereka kerap terbentur penolakan warga yang tak rela pohonnya ditebang.
“Kalau jaringan tersentuh pohon, risiko korsleting tinggi dan bisa menyebabkan padam total. Tapi kami tidak bisa asal tebang tanpa izin. Ini dilema besar kami,” kilahnya.
Ironisnya, di tengah kondisi yang menyiksa warga dengan listrik mati hampir setiap hari, PLN justru meminta pengertian tanpa memberi solusi konkret. Padahal, akibat padamnya listrik, banyak warga mengaku peralatan elektronik mereka seperti televisi, kulkas, hingga pompa air rusak total.
“Kami sadar masyarakat kecewa. Kami mohon maaf, tapi juga mohon kerja sama. Petugas kami tak bisa bekerja jika terus dihalangi,” tambahnya, seolah-olah justru warga yang menjadi penghambat pelayanan.
PLN menjanjikan akan fokus memperbaiki kondisi kelistrikan di wilayah Gomo sepanjang bulan Agustus ini. Mukhlis menyebut pihaknya sedang menyiapkan langkah teknis dan operasional demi menekan frekuensi pemadaman.
“Kami akan kerahkan seluruh sumber daya untuk stabilkan jaringan. Tapi kami tidak bisa bekerja sendirian. Warga juga harus izinkan kami membersihkan jalur,” tegasnya.
Sebelumnya, warga Kecamatan Gomo dan Idanotae menyampaikan protes keras atas pemadaman listrik yang dinilai tak berkesudahan. Bahkan, muncul ancaman untuk menuntut kompensasi atas kerugian akibat kerusakan alat-alat rumah tangga.
Kini, dengan pengakuan resmi dari pihak PLN bahwa pemadaman memang kerap terjadi dan kendala teknis diakibatkan faktor eksternal, masyarakat menuntut tindakan nyata, bukan sekadar alasan.
“PLN tidak akan lari dari tanggung jawab. Kami akui banyak kekurangan, tapi kami juga minta diberikan ruang untuk menyelesaikannya,” tutup Mukhlis Suhada.
Namun publik bertanya: sampai kapan PLN hanya bisa minta maaf tanpa perubahan berarti? (Tim)