Mabuk Asmara, Lupa Tugas: Dua Polisi Polda NTT Digerebek! Terlibat Skandal Terlarang
Jayantara-News.com, NTT
Dunia kepolisian di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali diguncang. Dua oknum anggota Polda NTT, masing-masing berinisial Kompol BA dan Brigpol YD, diamankan setelah tertangkap basah tengah berduaan di sebuah hotel di Pulau Sumba.
Peristiwa memalukan ini sontak menghebohkan internal kepolisian maupun masyarakat luas. Kedua oknum tersebut diketahui telah memiliki pasangan sah masing-masing.
“Keduanya telah ditempatkan di tempat khusus (patsus) untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Hendry Novika Chandra, kepada Kompas.com, Rabu (20/8/2025).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Kompol BA dan Brigpol YD sejatinya berada di Kabupaten Sumba Tengah dalam rangka mendampingi Wakapolda NTT yang melakukan kunjungan kerja meninjau lahan pembangunan Polres Sumba Tengah. Namun, alih-alih menjalankan tugas, keduanya justru didapati menginap satu kamar sejak malam hingga pagi hari.
Petugas Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda NTT segera mengamankan keduanya untuk diproses sesuai aturan yang berlaku.
“Dugaan pelanggaran ini sedang ditangani Bidang Propam Polda NTT. Kami menegaskan komitmen institusi dalam menegakkan hukum, baik terkait kode etik maupun disiplin anggota Polri, demi kepastian hukum,” tegas Hendry.
Ia menambahkan, meski proses hukum tengah berjalan, Polda NTT tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah hingga ada putusan berkekuatan hukum tetap.
Fenomena Perselingkuhan: Faktor Universal, Bukan Sekadar Profesi
Kasus perselingkuhan, termasuk di kalangan aparat kepolisian, sejatinya bukanlah fenomena yang eksklusif. Ada sejumlah faktor umum yang kerap menjadi pemicu, antara lain:
1. Stres dan Tekanan Pekerjaan
Profesi dengan tingkat risiko tinggi dan jam kerja panjang, seperti polisi, dapat menimbulkan stres yang berdampak pada kesehatan mental maupun hubungan rumah tangga.
2. Jarak dan Kesempatan
Penugasan di luar kota serta intensitas interaksi dengan rekan kerja sering membuka peluang perselingkuhan.
3. Kebutuhan Emosional Tidak Terpenuhi
Minimnya komunikasi, perhatian, atau keintiman emosional dalam rumah tangga dapat mendorong seseorang mencari kenyamanan di luar hubungan.
4. Ketidakpuasan dalam Hubungan
Konflik yang tak terselesaikan, kebosanan, atau rasa diabaikan kerap menjadi pemicu utama retaknya komitmen.
5. Komitmen yang Rapuh
Lemahnya komitmen sejak awal pernikahan atau menurunnya komitmen seiring waktu membuat seseorang rentan tergoda.
6. Masalah Psikologis
Gangguan kepribadian, kecanduan, atau lemahnya kontrol diri juga berperan dalam mendorong perilaku menyimpang.
Dengan kata lain, perselingkuhan bukan semata persoalan profesi, melainkan hasil interaksi dari berbagai faktor personal, sosial, dan psikologis. (ACK)
Catatan Redaksi:
Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: jayantaraperkasa@gmail.com. Terima kasih.