Menuju Munas V, Rudi Wakano Desak IPJI Jadi Garda Terdepan Tangkal Hoaks
Jayantara-News.com, Jakarta
Perkembangan teknologi yang kian pesat membuat masyarakat semakin mudah mengakses informasi melalui internet. Namun, kemudahan ini juga menimbulkan simpang siurnya informasi di media sosial (medsos) tanpa adanya filterisasi yang memadai. Sementara itu, media massa belum sepenuhnya mampu melindungi publik dari terpaan berita menyesatkan, lantaran platform medsos lebih banyak diminati karena aksesibilitasnya yang praktis.
Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI), organisasi yang lahir di era reformasi tahun 1999, sejatinya memiliki misi untuk menangkal informasi yang menyesatkan. Namun, memasuki usia ke-26, IPJI dinilai belum sepenuhnya berhasil menjalankan misi tersebut, terlebih setelah vakum selama lima tahun terakhir. Kondisi ini kontras dengan derasnya arus pemberitaan di medsos yang dinilai sudah melampaui batas kewajaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Situasi ini menjadi perhatian sejumlah pihak, termasuk aktivis yang memiliki kepedulian kebangsaan, di antaranya Haija Wakano, S.H., M.H., CMLC., CTL., C.Med., pria kelahiran Tehoru, Maluku Tengah.
Pria yang akrab disapa Rudi itu, kini berusia 53 tahun, mengaku geram dengan maraknya berita menyesatkan di hampir seluruh platform medsos. Menurutnya, hujatan dan hasutan seolah tak pernah berhenti, dibungkus dengan dalih kebebasan berpendapat.
“IPJI seharusnya berani tampil bersuara lantang, terutama terkait isu-isu kebangsaan yang saat ini sudah jauh dari etika berbangsa dan bernegara. Budaya santun seakan hilang. Hujatan kepada pemimpin negeri sudah dianggap hal yang lumrah,” ujar Rudi.
Menanggapi rencana Musyawarah Nasional (Munas) IPJI ke-V yang akan digelar pada 27–29 Oktober 2025 di Jakarta, Rudi berharap forum tertinggi organisasi itu dapat memilih figur yang berani tampil, sekaligus merumuskan program kerja jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
“IPJI harus memiliki figur mumpuni dengan rekam jejak yang baik. Sosok tersebut harus bisa menjadi teladan bagi seluruh anggota di Indonesia, sekaligus menjadikan IPJI organisasi yang dipercaya dan diandalkan masyarakat,” tegas Rudi, yang sejak 2013 hingga kini aktif di Dewan Etik DPP IPJI.
Alumni Universitas Jayabaya ini menambahkan, IPJI harus hadir ketika bangsa membutuhkan, sesuai kapasitas dan perannya sebagai organisasi para penulis dan jurnalis. Selain itu, IPJI juga harus aktif melindungi para penulis dan jurnalis yang menghadapi persoalan hukum akibat karya jurnalistiknya, selama karya tersebut sesuai dengan etika pers.
“IPJI harus menjadi garda terdepan yang menjaga bangsa agar proses pembangunan berjalan lancar. Misalnya, dengan mengeluarkan surat imbauan kepada anggota agar proaktif mempublikasikan karya-karyanya di medsos, khususnya yang dapat menangkal isu hoaks sekaligus memperkuat pemberitaan bertema kebangsaan,” jelasnya.
Dari informasi yang berkembang di kalangan pengurus wilayah dan daerah IPJI se-Indonesia, nama Haija “Rudi” Wakano pun disebut-sebut sebagai salah satu figur yang layak diusung menjadi Calon Wakil Ketua Umum (Waketum) IPJI periode mendatang. (Josep Minar)