Wajibkan Siswa Pamer Baju Lebaran di Hari Pertama Masuk, Kepsek SDN Sawahkulon Purwakarta Dicopot!
Jayantara-News.com, Purwakarta
Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh kebijakan absurd seorang kepala sekolah. Dedi Mulyadi, Kepala SDN Sawahkulon, resmi dicopot dari jabatannya setelah mewajibkan seluruh siswa memakai baju Lebaran saat hari pertama masuk sekolah pasca-libur Idulfitri.
Langkah nyeleneh ini langsung menuai kecaman keras, tidak hanya dari orang tua murid, tetapi juga dari kalangan pemerintah. Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, mengambil sikap tegas dengan memerintahkan pencopotan Dedi dari jabatan. Ia menilai, keputusan itu bukan hanya tak berfaedah, tetapi juga berpotensi mempermalukan siswa dari keluarga tidak mampu.
“Sekolah itu tempat mendidik karakter dan ilmu, bukan ajang pamer busana. Kebijakan itu tidak sensitif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Saya perintahkan langsung agar yang bersangkutan dicopot!” tegas Bupati Saepul.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto alias Kang Ipung, turut menyayangkan keputusan Dedi. Ia menyebut aturan soal baju Lebaran tidak relevan dan berpotensi membingungkan orang tua.
“Silaturahmi itu baik, tapi tidak harus dibalut dengan kemewahan. Jangan sampai murid minder hanya karena bajunya tak semewah temannya. Itu pelecehan halus terhadap esensi pendidikan,” ungkap Kang Ipung.
Untuk sementara, jabatan Kepala SDN Sawahkulon diisi oleh pelaksana tugas (Plt) hingga adanya pengganti definitif.
Ironisnya, di tengah kekacauan kebijakan tersebut, publik dikejutkan pula oleh kasus lain yang lebih memalukan: sepasang suami istri, kepala sekolah dan bendahara SDIT Atssurayya di Bekasi, nekat menilap dana sekolah sebesar Rp 651 juta. Uang rakyat yang seharusnya mencerdaskan anak bangsa, malah dikuras untuk kepentingan pribadi.
Dunia pendidikan sedang sakit. Sakit oleh oknum yang menyalahgunakan wewenang. Sakit oleh mereka yang lupa bahwa amanah itu untuk mencerdaskan, bukan mempermalukan dan memperkaya diri. (Restu)