Ajakan Perang Oknum Berjubah Habib Tuai Kecaman, Negara Diminta Tidak Tunduk pada Simbol!
Jayantara-News.com, Bandung
Video provokatif berisi ujaran kekerasan dinilai sebagai ancaman serius terhadap keutuhan bangsa, bukan sekadar delik aduan
Sebuah video yang menampilkan seorang pria bersorban dan berjubah putih, mengklaim diri sebagai habib, tengah memprovokasi masyarakat untuk melakukan “perang”, kini beredar luas dan memicu keresahan publik. Narasi kekerasan yang dibawakan secara terbuka itu dinilai melampaui batas kebebasan berekspresi dan telah masuk kategori penghasutan.
Sejumlah tokoh masyarakat dan pengamat hukum menilai bahwa negara tidak boleh diam dalam menyikapi hal ini. “Kita tidak bicara soal perbedaan pendapat. Ini sudah masuk delik umum. Negara seharusnya tidak perlu menunggu laporan untuk bertindak,” ujar seorang pengamat kebebasan sipil.
Konten yang berisi ajakan kekerasan dan hasutan berbasis identitas ini dinilai berpotensi menciptakan disintegrasi sosial. Beberapa kalangan mempertanyakan mengapa hingga kini belum ada tindakan hukum yang jelas dari aparat.
“Apakah hukum jadi tumpul karena pelakunya menggunakan gelar keagamaan? Ini preseden yang sangat berbahaya bagi masa depan demokrasi dan supremasi hukum di Indonesia,” tambahnya.
Seruan masyarakat sipil pun semakin menguat: negara diminta hadir, tidak ragu menindak siapa pun yang melanggar hukum, tanpa pandang gelar, simbol, atau status sosial.
“Negara ini tidak boleh kalah oleh preman berjubah. Kalau hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil, maka kepercayaan terhadap institusi negara akan runtuh. Dan dari situlah kehancuran bangsa bisa bermula,” tegas seorang aktivis HAM.
Publik menunggu langkah nyata. Bukan sekadar klarifikasi atau imbauan, tapi tindakan hukum yang tegas dan adil. Sebab diamnya negara hari ini, bisa menjadi bara konflik esok hari! (Goes)