Bergaya Preman Cegat Wartawan: Ketua Karang Taruna Kab Bandung Disorot, Terancam Pidana!
Jayantara-News.com, Soreang
Tindakan arogan diduga dilakukan Ketua Karang Taruna Kabupaten Bandung, berinisial RY, yang bersikap layaknya bodyguard pejabat penting saat menghadang wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik.
Kejadian tersebut menimpa wartawan media online ketik.co.id, Iwa Ahmad Sugriwa, saat hendak mewawancarai anggota Komisi IX DPR RI, Asep Romy Romaya, usai acara Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gedung Mochammad Toha, Soreang, Kamis (24/4/2025).
Iwa mengaku kaget dan marah ketika RY tiba-tiba menarik tangannya untuk mencegah wawancara, dengan alasan narasumber akan berfoto terlebih dahulu. Padahal, menurut Iwa, Asep Romy sudah bersedia diwawancarai.
“Setelah saya dicegah, saya memilih meninggalkan narasumber. Tapi RY malah mengejek, ‘naha didinya bet ngambek?’,” ujar Iwa dengan nada kesal, Senin (28/4/2025).
Iwa menilai aksi RY bukan hanya tidak sopan, tetapi juga arogan dan merendahkan profesi jurnalis. “Kalau memang tidak mau diwawancarai, sampaikan secara baik-baik. Bukan malah menarik-narik tangan wartawan,” tegasnya.
Lebih parah lagi, menurut Iwa, ini bukan kali pertama RY bertindak demikian. Sebelumnya, pada 1 Juli 2024, RY juga pernah menghadang Iwa saat meliput kedatangan influencer Raffi Ahmad ke rumah dinas Bupati Bandung.
Iwa mengingatkan, tindakan RY bisa masuk ranah pelanggaran hukum. “Tindakan menghalangi kerja jurnalistik adalah pelanggaran Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam Pasal 18 Ayat 1, disebutkan, siapa pun yang dengan sengaja menghambat tugas pers bisa dipidana 2 tahun atau denda Rp500 juta,” paparnya.
Sebagai wartawan resmi Pemkab Bandung melalui Diskominfo, anggota aktif PWI Kabupaten Bandung, serta wartawan media terverifikasi Dewan Pers, Iwa menilai perbuatan RY mencoreng prinsip kebebasan pers.
“Lah, RY ini siapa? Bodyguard bupati atau Bang Romi? Saya tahu persis siapa dia. Fokus saja urus Karang Taruna, jangan bertingkah lebih dari tugasnya!” sentil Iwa.
Iwa juga mengungkapkan bahwa selama ini ajudan resmi, sekpri, hingga walpri bupati atau anggota DPR RI sekalipun tidak pernah bertindak seburuk itu kepada wartawan.
“Semoga insiden ini menjadi pelajaran berharga. Jangan sampai ada lagi wartawan lain yang menjadi korban arogansi oknum yang tidak memahami tugas pers,” tandas Iwa.
Ia menegaskan, dirinya bersama rekan-rekan di PWI Kabupaten Bandung dan PWI Jawa Barat tengah mempertimbangkan langkah selanjutnya untuk menindaklanjuti kasus ini agar memberi efek jera. (Goes)