Ribuan Napi Muara Beliti Musi Rawas Kuasai Lapas! Ustadz Disandera, Aparat Kocar-kacir!
Jayantara-News.com, Sumsel
Negara kembali dibuat tak berdaya di hadapan para narapidana. Kerusuhan brutal pecah di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Kamis (8/5/2025) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Ribuan napi mengamuk, menguasai seluruh area lapas, dan bahkan sempat menyandera seorang ustadz yang tengah memberikan ceramah rohani.
Berdasarkan siaran langsung Kompas TV, suara tembakan bersahutan dari dalam lapas. Aparat dari berbagai satuan dikerahkan, termasuk pasukan Brimob dan kendaraan taktis barakuda, untuk meredam amukan para napi.
Kapolres Musi Rawas, AKBP Agung, menyebut kerusuhan dipicu razia rutin oleh petugas lapas. Namun, situasi berubah mencekam saat para napi melakukan perlawanan besar-besaran.
Seorang ustadz bernama Abdul Somad (UAS), ikut menjadi korban penyanderaan. Ustadz tersebut semula hendak memberikan tausiyah, namun 30 menit setelah kerusuhan meletus, ia berhasil melarikan diri dalam kondisi selamat.
Lapas yang menampung 1.069 narapidana itu nyaris lumpuh total. Pantauan dari lokasi menunjukkan suasana genting dan liar. Dari balik tembok lapas terdengar teriakan lantang warga binaan menggunakan pengeras suara. Mereka menuding perlakuan tidak adil dari petugas sebagai penyulut pemberontakan.
“Kami sudah tidak tahan dengan perlakuan di sini. Ini bukan soal fasilitas, tapi soal keadilan yang diinjak-injak!” teriak salah satu napi.
Seluruh ruangan lapas dikabarkan telah jatuh ke tangan para napi. Hingga siang pukul 12.00 WIB, aparat gabungan dari Batalyon Pelopor B Petanang, Polres Musi Rawas, dan Polres Lubuk Linggau masih terus berusaha mengambil alih kendali.
Polisi menutup akses jalan di depan kompleks lapas dan mengalihkan arus lalu lintas melalui jalur perkantoran Agropolitan Center Muara Beliti untuk menjamin keselamatan warga sipil. Aparat bersenjata lengkap dan kendaraan taktis tampak berjaga di berbagai titik strategis.
Kerusuhan ini mempermalukan sistem pemasyarakatan dan menjadi cermin betapa rapuhnya penegakan hukum serta pembinaan napi di negeri ini. (Restu)