Koperasi Merah Putih Pataruman Diluncurkan: Langkah Nyata Wujudkan Ekonomi Kerakyatan dari Desa
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Dari sebuah aula sederhana di Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, lahir sebuah langkah besar untuk kebangkitan ekonomi rakyat. Melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus), warga resmi membentuk Koperasi Merah Putih Pataruman, sebagai bagian dari program nasional pembentukan 80.000 koperasi desa yang dicanangkan Presiden RI melalui Inpres No. 9 Tahun 2025.
Musdesus ini bukan sekadar agenda formalitas, melainkan momentum penting yang mencerminkan sinergi nyata antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat desa. Hadir dalam acara tersebut Bupati Bandung Barat Jeje R. Ismail, Camat Cihampelas, perwakilan kementerian terkait, serta tokoh masyarakat dan pemuda desa.
Dalam video sambutannya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa koperasi desa harus menjadi saluran distribusi sembako, pupuk, dan bahan pokok langsung kepada masyarakat tanpa perantara. “Ini adalah jalan perjuangan ekonomi rakyat Indonesia,” tegasnya.
Gagasan ini disambut antusias oleh warga. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, koperasi desa diyakini mampu menjadi solusi menuju kedaulatan ekonomi berbasis gotong royong.
Koperasi Merah Putih Pataruman disepakati berbentuk koperasi primer terbuka dan inklusif, yang memungkinkan partisipasi warga dari luar desa. Fokus utamanya meliputi:
1. Gerai sembako dan kebutuhan pokok
2. Distribusi logistik desa
3. Perdagangan pupuk dan sarana pertanian
Sumber modal awal berasal dari simpanan pokok sebesar Rp50.000 dan simpanan wajib Rp20.000 per bulan. Kepengurusan dipilih secara demokratis dengan masa bakti lima tahun.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, dalam kunjungannya menyebut koperasi ini sebagai salah satu yang paling cepat terbentuk di Indonesia. Ia menekankan pentingnya pengelolaan koperasi secara profesional dan transparan.
“Dana koperasi bisa mengelola hingga 3–5 miliar rupiah. Ini bukan jumlah kecil, dan harus dipertanggungjawabkan dengan baik,” ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya koperasi menyesuaikan dengan potensi lokal, seperti produksi batu bata (7.000 unit per hari), peternakan ayam petelur, dan industri roti yang berpeluang menjadi mitra dalam ekonomi sirkular desa.
Bupati Bandung Barat menyatakan bahwa koperasi merupakan instrumen strategis untuk memperkuat ekonomi desa dan menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Dari target 165 koperasi desa, sudah terbentuk 67 unit dan sisanya akan dituntaskan hingga akhir bulan.
“Koperasi ini adalah wadah usaha bersama yang mengoptimalkan potensi lokal dan sumber daya manusia. Ini bukan sekadar program, tapi solusi nyata,” ujar Bupati Jeje.
Kepala Desa Pataruman, Dadan Ramdani, menyebut koperasi ini sebagai gerakan kolektif warga untuk mengambil alih kendali ekonomi desa. “Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” katanya penuh semangat.
Sementara itu, Arief dari Dinas Koperasi Kabupaten Bandung Barat menyatakan, “Ini bukan sekadar badan usaha. Ini milik bersama, gerakan ekonomi rakyat dari bawah.”
Kepala Desa Cipatik, Asep Saepuloh, turut menyuarakan dukungannya dan siap mengintegrasikan program ketahanan pangan melalui koperasi desa. Ia menyebut gerakan ini sebagai penggerak ekonomi rakyat yang bisa direplikasi secara nasional.
Koperasi Merah Putih Pataruman bukan hanya lembaga ekonomi, tetapi simbol perjuangan rakyat desa menuju kemandirian. Didorong oleh partisipasi petani, pemuda, ibu rumah tangga, dan pelaku UMKM, koperasi ini menjadi harapan baru bagi masa depan ekonomi desa yang berdaulat.
Gerakan ini dimulai dari Desa Pataruman, namun nyalanya siap menjalar ke seluruh penjuru negeri. Koperasi Merah Putih adalah gerakan moral, gerakan ekonomi, dan gerakan kebangkitan, dari desa, untuk Indonesia. (Nuka)