Proyek BBWS Dituding Biang Banjir, Petani Pangandaran ‘Ngamuk’ Siap Ambil Tindakan!
Jayantara-News.com, Pangandaran
Ratusan petani di Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, kembali turun ke jalan. Kali ini, mereka bukan menuntut bantuan pupuk, melainkan keadilan atas banjir yang merendam ratusan hektare sawah mereka selama dua tahun tanpa solusi nyata dari pemerintah.
Dalam aksi spontan yang memanas di jalan perbatasan antara Desa Maruyungsari dan Desa Paledah, Kamis (22/5), para petani yang putus asa mengancam akan membongkar badan jalan yang mereka yakini sebagai biang keladi stagnannya air di lahan pertanian mereka. Jalan tersebut sebelumnya dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), namun dinilai menutup akses alami aliran air hujan dan kiriman dari hulu.
“Kami sudah cukup sabar. Dua tahun sawah kami jadi kolam. Kalau hari Minggu ini belum dibongkar untuk aliran air, kami bongkar sendiri!” tegas Muji Hartono, salah satu petani kepada wartawan di lokasi kejadian.
Untungnya, ketegangan tak berubah menjadi kericuhan berkat respons cepat Camat Padaherang, Solihin Fiktoria, bersama jajaran TNI-Polri yang berjaga.
Plt. Camat Solihin tak menampik bahwa persoalan ini telah dilaporkan ke pemerintah daerah. Namun ia menyiratkan harapan besar pada Bupati Pangandaran agar segera turun tangan.
“Jangan tunggu amarah petani meluap. Saya mohon Bupati hadir menyelesaikan persoalan ini. Minimal hari Minggu sudah ada kepastian dan solusi konkret,” ujarnya.
Fenomena banjir yang terus-menerus ini diduga bukan hanya akibat curah hujan tinggi, tetapi juga lemahnya sistem drainase dan perencanaan pembangunan infrastruktur yang mengabaikan aspek lingkungan. Petani kini merasa terjepit, gagal panen berkali-kali, beban utang membengkak, dan masa depan pertanian mereka kian buram.
Pertanyaannya: sampai kapan pemerintah akan tutup mata dan telinga terhadap jeritan petani yang menjadi tulang punggung pangan negeri? (Nunung/Nana JN)