Perumda Pasar Kota Bandung Dituding Zalim: Pedagang Menggugat, Elite Pasar Disorot!
Jayantara-News.com, Bandung
Kebijakan baru Perumda Pasar Kota Bandung kembali memantik gelombang perlawanan keras dari komunitas pedagang tradisional. Regulasi kontroversial yang digulirkan BUMD milik Pemkot Bandung ini dianggap sarat ketidakadilan dan menyengsarakan para pedagang kecil.
Puncak penolakan terjadi dalam pertemuan darurat yang digelar Jumat, 23 Mei 2025 di Sekretariat Himpunan Pedagang Pasar Baru (HP2B). Dihadiri oleh perwakilan pedagang dari Pasar Suci, Pasar Sederhana, dan Pasar Ciroyom, seluruhnya kompak menyerukan satu pesan keras: “Tolak kebijakan semena-mena yang menindas rakyat kecil!”
Ketua Umum HP2B, Iwan Suhermawan, dalam pernyataannya kepada Jurnal Tipikor, menyebutkan bahwa para pedagang telah sepakat untuk menyusun tuntutan yang tegas dan tidak bisa ditawar. “Ini bukan hanya soal kios, ini soal keadilan dan kelangsungan hidup ribuan pedagang kecil yang selama ini justru menjadi tulang punggung ekonomi rakyat,” ujarnya lantang.
Tuntutan Pedagang Pasar Suci:
1. Tuntaskan pembangunan Pasar Suci segera. Bila ada sengketa hukum, Perumda harus menyelesaikannya secara transparan dan bertanggung jawab.
2. Hentikan komersialisasi! Lahan kios jangan hanya dijual kepada yang bermodal besar. Pedagang lama wajib diprioritaskan dengan asas keadilan.
3. Akomodasi 100% seluruh pedagang eksisting. Harga kios harus dinegosiasikan secara adil dan manusiawi.
Tuntutan Pedagang Pasar Sederhana:
1. Hentikan proyek pembangunan Pasar Sederhana demi mencegah kegagalan seperti yang terjadi di Pasar Suci.
Tuntutan Pedagang Pasar Ciroyom:
1. Tunda sementara revitalisasi Pasar Ciroyom. Berikan waktu bagi pedagang untuk konsolidasi dan kajian bersama.
2. Rancang ulang pembangunan dengan perencanaan teknis yang matang.
3. Penetapan harga kios harus mempertimbangkan jenis dan kualitas bangunan agar tidak memberatkan.
Iwan menegaskan, HP2B dan APTKB siap turun ke jalan jika suara pedagang terus diabaikan. “Ini bukan sekadar kios, ini soal harga diri kami sebagai pejuang ekonomi rakyat. Jangan jadikan pasar tradisional ladang bisnis segelintir elite!” tegasnya.
Pertemuan ini disebut sebagai pemantik gerakan perlawanan yang lebih luas dan terorganisir. Komunitas pedagang menyerukan transparansi, dialog terbuka, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada nasib rakyat kecil, bukan pada kepentingan kapitalis berkedok revitalisasi. (Red)