DLHK Pangandaran Klarifikasi Tudingan “Main Mata” dan Tegaskan Komitmen Keterbukaan Publik
Jayantara-News.com, Pangandaran
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Pangandaran memberikan klarifikasi tegas atas tudingan yang dilayangkan oleh Aktivis Peduli Lingkungan dan Kemaritiman. Sebelumnya, para aktivis menuduh DLHK telah “main mata” dengan ATR/BPN serta bersikap tertutup dengan tidak merespons surat silaturahmi dan konsultasi yang mereka kirimkan.
Berita sebelumnya:
Terkait hal tersebut, Kepala DLHK Pangandaran, Dedi Surachman, menyampaikan bahwa tudingan itu tidak berdasar. Ia menegaskan bahwa DLHK justru selalu terbuka terhadap permintaan audiensi dari publik maupun aktivis lingkungan.
“Justru kami menunggu kedatangan pihak aktivis yang ingin berdiskusi. Jauh-jauh hari tempat sudah kami siapkan, namun pada waktu yang disepakati, mereka tidak hadir,” ungkap Dedi melalui sambungan telepon WhatsApp kepada Jayantara-News.com, Jumat (30/5/2025).
Dedi menduga adanya miskomunikasi. Ia pun mengimbau agar pihak aktivis tidak ragu untuk menjadwalkan ulang pertemuan. “Kami membuka ruang yang selebar-lebarnya selama itu untuk kepentingan publik,” tegasnya.
Lebih lanjut, DLHK Pangandaran menyatakan komitmennya untuk menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan publik. Dedi juga menepis adanya kerja sama atau tindakan tidak transparan dengan pihak ATR/BPN sebagaimana yang dituduhkan.
“Kami teguh dalam prinsip transparansi dan akuntabilitas. Jika ada aspirasi atau keluhan, kami siap mendengarkan dan menindaklanjutinya sesuai dengan mekanisme yang berlaku,” tuturnya.
Dedi juga menambahkan, bahwa DLHK sangat menghargai keterlibatan masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan.
“Kami sangat mengapresiasi masyarakat yang turut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mereka adalah mitra penting bagi DLHK dalam mewujudkan lingkungan yang lestari dan berkelanjutan,” ujarnya.
DLHK berharap klarifikasi ini dapat menjadi jembatan komunikasi yang lebih baik antara pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya para pegiat lingkungan. (Nana JN)