Bupati Geram, Askun Meledak! Perusahaan Karawang Disorot karena Pelit CSR!
Jayantara-News.com, Karawang
Pernyataan tegas Bupati Karawang soal minimnya kontribusi perusahaan-perusahaan raksasa yang beroperasi di wilayahnya langsung mengguncang fondasi relasi antara penguasa dan dunia industri. Sorotan tajam pun datang dari pengamat pemerintahan sekaligus praktisi hukum kawakan, H. Asep Agustian, S.H., M.H., atau yang akrab disapa Askun, yang menyebut fenomena ini sebagai “bom waktu sosial” yang siap meledak kapan saja jika dibiarkan berlarut-larut.
> “Perusahaan besar jangan cuma datang bawa bendera, keruk keuntungan, lalu angkat kaki tanpa jejak! Kalau tak ingin dicap penjajah modern, tunjukkan kontribusi konkret!” tegas Askun dengan nada tinggi, Sabtu (07/06/2025).
Dalam kritik tajamnya, Askun sepakat dengan Bupati bahwa Program Corporate Social Responsibility (CSR) bukan sekadar basa-basi tahunan, melainkan harus menjadi senjata pembangunan riil untuk daerah.
> “CSR itu bukan alat kosmetik untuk pencitraan perusahaan! Kalau hanya formalitas, itu namanya mengkhianati kepercayaan rakyat. CSR harus menjawab kebutuhan riil: pendidikan, bencana, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi desa,” tegasnya.
Menurut Askun, akar masalahnya ada pada lemahnya kontrol dan pengawasan pemerintah daerah, terutama kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat langsung dalam urusan CSR. Ia menuding dua instansi utama yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) tidak bekerja maksimal.
> “Jangan hanya duduk manis di balik meja ber-AC! OPD harus gerak cepat, turun langsung ke lapangan. Jangan sampai CSR cuma jadi laporan tahunan tanpa manfaat di bawah,” sentilnya keras.
Salah satu contoh nyata yang dikritik Askun adalah distribusi hewan kurban oleh perusahaan. Banyak perusahaan disebutnya asal-asalan membagikan hewan kurban tanpa koordinasi dengan Pemda, hingga memicu konflik sosial antarwarga.
> “Kalau tidak direncanakan dan dipetakan dengan baik, pembagian hewan kurban itu bisa jadi ajang rebutan! Bukan jadi berkah, tapi malah bencana sosial,” ucapnya tajam.
Askun menyerukan agar Pemda hadir aktif dalam pemetaan kebutuhan wilayah, memastikan setiap program CSR, termasuk distribusi hewan qurban, tepat sasaran dan tidak menimbulkan konflik horizontal.
Menutup pernyataannya, Askun menyampaikan ultimatum moral kepada perusahaan-perusahaan besar di Karawang:
> “Kalau ingin diterima rakyat, buktikan kontribusi kalian! Jangan pelit! Jangan tunggu masyarakat bersuara keras. CSR itu bukan hadiah, itu kewajiban moral dan sosial!”
Ia pun optimistis, jika ada sinergi nyata antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat, maka Karawang bisa menjadi model nasional kemitraan industri-rakyat yang adil dan berkelanjutan. (DJ)