Menembus Pelosok Hutan Cianjur: Forest Rider Community Salurkan Hewan Kurban dan Bantuan Sosial untuk Yatim dan Penyadap Getah Pinus
Mengusung semangat “Kami Peduli, Kami Berbagi”, para rimbawan penggemar touring tempuh jalur ekstrem demi menyalurkan kepedulian hingga ke jantung hutan Perhutani.
Jayantara-News.com, Cianjur
Di tengah suasana Iduladha 1446 Hijriah, komunitas pencinta hutan dan touring motor, Forest Rider Community (FRC), kembali menunjukkan komitmennya dalam aksi sosial. Pada Sabtu (7/6/2025), mereka menyusuri jalur ekstrem menuju pelosok hutan Perhutani KPH Cianjur, tepatnya di RPH Cibinong, BKPH Tanggeung, Cianjur Selatan, untuk menyerahkan bantuan hewan kurban dan sembako kepada masyarakat yang selama ini hidup berdampingan langsung dengan hutan.
Rombongan FRC yang terdiri dari lebih dari 20 rider ini membawa serta dua ekor kambing kurban, puluhan paket sembako, serta uang santunan. Penerima manfaatnya bukan hanya para penyadap getah pinus, yang sebagian besar adalah buruh harian lepas dari wilayah Cianjur dan Majenang, Jawa Tengah, tetapi juga 20 anak yatim piatu yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
Aksi sosial ini menjadi bagian dari agenda tahunan FRC yang tidak hanya mempromosikan kecintaan terhadap alam melalui touring, tetapi juga memperkuat empati sosial terhadap komunitas di kawasan hutan.
“FRC ini bukan sekadar komunitas motor biasa. Kami adalah para rimbawan dan pencinta hutan yang punya visi untuk menjaga alam dan berbagi pada sesama. Kegiatan sosial seperti ini sudah menjadi agenda rutin tahunan kami, dan setiap tahun kami pilih lokasi yang berbeda, agar makin banyak yang kami jangkau,” ujar Ketua Umum FRC, Edi Sukmawan, S.H., saat memberikan sambutan di lokasi acara.
Menurut Edi, tema bakti sosial tahun ini adalah “Community: Kami Peduli, Kami Berbagi.” Tema ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, serta peran aktif komunitas dalam mendukung kelompok masyarakat marginal yang sering luput dari perhatian.
“Kami sengaja memilih kawasan hutan seperti di Cianjur ini karena banyak dari mereka yang bekerja sebagai penyadap hidup dalam keterbatasan. Mereka setiap hari bekerja di medan yang berat, namun sering kali luput dari sentuhan bantuan. Maka dari itu, FRC hadir sebagai jembatan empati,” lanjutnya.
Bukan hanya penyadap pinus yang mendapat perhatian. Anak-anak yatim piatu yang berada di lingkungan sekitar juga menjadi penerima manfaat bantuan FRC. Selain sembako dan uang santunan, anak-anak tersebut juga diajak berinteraksi dan mengikuti kegiatan ceria yang diinisiasi oleh para rider.
Edi juga menjelaskan bahwa para anggota FRC berasal dari latar belakang yang beragam, namun dipersatukan oleh kecintaan terhadap hutan dan kepedulian sosial. Kegiatan semacam ini membuktikan bahwa komunitas touring pun bisa berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.
“Cakupan penerima bantuan sangat beragam, mulai dari anak yatim, santri, hingga para penyadap getah pinus. Mereka semua adalah bagian dari ekosistem hutan yang tak terpisahkan. Ini bukti bahwa FRC tidak hanya memikirkan jalanan dan alam, tetapi juga manusia yang hidup di dalamnya,” pungkas Edi.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Beberapa tokoh lokal bahkan berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya.
“Ini bukan sekadar pemberian hewan kurban, tapi juga bentuk perhatian terhadap kami yang selama ini tinggal jauh dari pusat kota. Kehadiran FRC membuat kami merasa dilihat dan dihargai,” ujar salah seorang penyadap getah pinus yang telah menetap di kawasan tersebut selama bertahun-tahun.
Dengan kegiatan seperti ini, Forest Rider Community tidak hanya menyuarakan cinta terhadap hutan dan petualangan, tetapi juga menjadi penggerak kepedulian di tengah masyarakat terpinggirkan yang hidup di sekitar kawasan hutan. (Didoe)