Kesejahteraan Pejabat Naik, SDM Rakyat Terabaikan: Pengamat Soroti Prioritas Pemerintah yang Keliru
Jayantara-News.com – Jakarta
Dalam beberapa waktu terakhir, publik ramai membicarakan kenaikan gaji pejabat negara, ASN, TNI-Polri, hingga tambahan tunjangan untuk anggota DPR dan lembaga tinggi negara lainnya. Namun di sisi lain, nyaris tak terdengar langkah konkret pemerintah dalam menarik investor strategis untuk membuka lapangan kerja berskala besar yang dapat menyerap puluhan ribu tenaga kerja lokal.
“Miris! Yang ramai dibicarakan justru kenaikan gaji birokrat dan pejabat. Tapi, adakah yang dengar pemerintah serius membangun pabrik atau industri padat karya untuk rakyat? Itu nyaris tak terdengar,” tegas Agus Chepy Kurniadi, pengamat kebijakan publik, saat diwawancarai Jayantara-News.com, Minggu (16/6/2025).
Menurutnya, situasi ini mencerminkan ironi sosial yang masih membelenggu Indonesia, di mana kebijakan negara lebih berpihak pada kenyamanan segelintir elit, ketimbang menjawab kebutuhan dasar masyarakat luas.
“Ini mengingatkan saya pada lirik lagu Rhoma Irama: ‘Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.’ Pemerintah seolah lupa bahwa tugas utamanya adalah membangun bangsa, bukan melayani kepentingan golongan tertentu,” ujar Agus.
Agus juga menyoroti urgensi pembangunan sumber daya manusia (SDM), khususnya di kalangan generasi muda. Ia menilai bahwa meningkatnya kasus tawuran pelajar, bentrokan antar geng motor, dan kerusuhan suporter sepak bola, merupakan cerminan dari rendahnya kualitas SDM bangsa saat ini.
“Banyak anak muda kita hari ini kehilangan arah. Mereka gampang tersulut emosi, cenderung destruktif, dan tidak produktif. Itu semua karena pembangunan SDM tidak menjadi prioritas serius pemerintah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Agus memberikan beberapa solusi konkret:
1. Penguatan Pendidikan Vokasi: Meningkatkan pelatihan keahlian berbasis industri untuk menyiapkan lulusan siap kerja.
2. Revitalisasi Kurikulum Pendidikan: Menyesuaikan isi pembelajaran dengan kebutuhan riil pasar dan tantangan zaman.
3. Dukungan terhadap Wirausaha Muda: Pemerintah harus menyediakan akses permodalan dan pendampingan bisnis untuk anak muda yang ingin mandiri secara ekonomi.
4. Pendidikan Karakter dan Kepemudaan: Program pembinaan pemuda harus diperkuat melalui sekolah, pesantren, maupun komunitas sosial.
“Kita tidak butuh banyak teori, yang kita butuh adalah eksekusi nyata. Bangun SDM-nya, siapkan generasi yang cerdas, terampil, dan punya karakter. Itulah pondasi masa depan Indonesia,” pungkas Agus Chepy Kurniadi. (Red)