Nah Lho! Kusnadi Ledakkan Bom Waktu Skandal Dana Hibah Jatim di KPK: Seret Nama Khofifah
Jayantara-News.com, Jakarta
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi, akhirnya buka suara usai menjalani pemeriksaan marathon selama tujuh jam di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (19/6/2025). Ia diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi dana hibah kelompok masyarakat (pokmas) dari APBD Jatim tahun 2019–2022.
Usai diperiksa, Kusnadi blak-blakan menyebut nama Gubernur Jawa Timur nonaktif, Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, Khofifah mustahil tak tahu-menahu soal distribusi dana hibah yang kini menjadi bancakan korupsi berjamaah.
> “Orang dia yang mengeluarkan, masa dia enggak tahu,” ucap Kusnadi dengan nada tajam kepada awak media.
Kusnadi juga menyebut bahwa mekanisme pengelolaan dana hibah melibatkan pembahasan bersama antara DPRD dan kepala daerah. Namun, menurut dia, eksekusi akhir tetap berada di tangan kepala daerah.
> “Itu kan bukan kewenangan DPRD untuk mengeksekusi anggaran. Semuanya yang jalankan itu kepala daerah,” tegasnya.
Ketika ditanya mengenai aliran dana ke KONI Jawa Timur, Kusnadi mengaku tidak mengetahui, dan kembali menegaskan bahwa DPRD hanya dalam kapasitas pembahasan, bukan pelaksana teknis hibah.
Skandal ini bukan isapan jempol belaka. KPK sebelumnya sempat menggeledah ruang kerja Khofifah dan Wakil Gubernur Emil Dardak pada 21 Desember 2022, sebagai bagian dari penyidikan kasus suap dana hibah. Tim penyidik juga menyasar ruang Sekretaris Daerah Provinsi Jatim dan menyita sejumlah dokumen penting.
> “Benar, sejumlah dokumen penyidikan kami sita dari ruang kerja Sekda,” kata Juru Bicara KPK, Ali Fikri, kala itu.
Meski tidak ada barang yang disita dari ruang kerja Gubernur Khofifah, penggeledahan tersebut memperkuat indikasi bahwa penyidik tengah mengarah ke aktor-aktor kunci di balik gelontoran dana triliunan rupiah untuk kelompok masyarakat yang rawan diselewengkan.
KPK hingga kini belum menetapkan nama-nama baru sebagai tersangka, namun pernyataan Kusnadi yang menyeret nama Khofifah jelas memantik spekulasi lanjutan: akankah kasus ini menjungkalkan salah satu figur politik perempuan paling berpengaruh di Jatim? (Chepy)