Camat Ngamprah Tunjukkan Kepemimpinan Progresif: Kolaborasi, Kepedulian Sosial, dan Sentuhan Spiritual
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Di tengah gerimis yang membasahi Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, sebuah apel gabungan digelar di aula kantor kecamatan. Kegiatan ini menjadi potret kepemimpinan yang menyentuh, berpihak, sekaligus terarah. Camat Ngamprah, Agnes Virganty, S.STP., M.Si., memimpin langsung apel tersebut dengan semangat yang tak tergoyahkan oleh cuaca.
Dalam sambutannya, Agnes menekankan pentingnya membangun sinergi antarlembaga pemerintahan dan elemen masyarakat.
> “Prestasi bukan sekadar hasil, tetapi wujud tanggung jawab dan cinta terhadap tanah yang kita layani,” ujarnya di hadapan para kepala desa, tokoh masyarakat, dan jajaran ASN.
Apel ini tak sekadar rutinitas, melainkan juga menjadi ajang komunikasi lintas sektor. Camat Agnes memaparkan sejumlah agenda strategis Kecamatan Ngamprah, antara lain: persiapan kunjungan Wakil Presiden RI dalam program Keluarga Berencana dan percepatan penanganan stunting, penguatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, serta pengembangan Sekolah Rakyat yang dirancang untuk menekan angka putus sekolah melalui pembelajaran terbuka dua kali dalam sepekan.
Dalam bidang pemberdayaan generasi muda, Agnes menyerahkan penghargaan kepada para pemenang lomba catur dan e-sports tingkat kecamatan, serta memberikan dukungan penuh kepada Duta Genre Ngamprah yang akan maju ke tingkat kabupaten.
“Partisipasi pemuda adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan. Mereka tidak hanya diberi panggung, tetapi juga diarahkan untuk berkontribusi nyata,” tegasnya.
Untuk isu lingkungan, Kecamatan Ngamprah terus memperkuat sinergi dengan Satgas Sampah dalam upaya mewujudkan ekonomi sirkular berbasis pengelolaan limbah. Road show Generasi Panca Waluya juga rutin digelar sebagai langkah membangun kesadaran lingkungan sejak dini. Di sisi lain, persiapan soft opening gerai Koperasi Merah Putih tengah dilakukan sebagai bentuk penguatan ekonomi lokal berbasis komunitas.
Dalam wawancara singkat, Agnes menekankan bahwa kepemimpinan publik harus berlandaskan kolaborasi dan kebermanfaatan nyata.
> “Kami berupaya menghadirkan pelayanan yang tidak hanya administratif, tetapi juga memberi makna dan dampak bagi masyarakat,” tuturnya.
Kegiatan ditutup dengan pembacaan istighosah dan pengajian bersama seluruh pegawai kecamatan, MUI, serta tokoh masyarakat. Doa dan dzikir yang dipanjatkan menjadi cerminan bahwa roda pemerintahan tidak terlepas dari nilai spiritual dan etika pelayanan.
Kepemimpinan Camat Agnes menjadi contoh teladan bagaimana tanggung jawab publik dijalankan dengan keseimbangan antara visi strategis dan kepekaan sosial. Di tengah dinamika birokrasi, hadir sosok yang tak hanya memimpin, tetapi juga merangkul dan memberdayakan. (Nuka)