Bandung Barat Genjot Ketahanan Pangan Lewat Kontes Bibit Unggul: Saatnya Sektor Perikanan dan Peternakan Naik Kelas
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Dalam momentum peringatan HUT ke-18 Kabupaten Bandung Barat, Pemkab Bandung Barat meluncurkan langkah strategis bertajuk “Penyediaan Bibit Ikan dan Ternak Unggul untuk Mendukung Ketahanan Pangan” yang dipusatkan di Lapangan Pusdikav, Desa Jayamekar, Padalarang.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menyebut kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan trigger percepatan transformasi sektor perikanan dan peternakan sebagai penopang utama ekonomi rakyat. “Kegiatan ini harus jadi katalis perubahan. Ketahanan pangan tidak bisa ditawar, dan sektor ini adalah jantungnya,” tegas Jeje.
Meski punya potensi besar, seperti domba Garut, sapi perah, ayam petelur, lele dan nila, sektor ini masih dicekik empat masalah struktural:
1. Kualitas bibit yang rendah,
2. Pakan berkualitas yang langka,
3. Tingginya kasus penyakit hewan, dan
4. Minimnya regenerasi peternak muda.
“Kalau ini tidak dipecahkan secara sistemik dan terintegrasi, kita hanya akan jalan di tempat,” lanjut Bupati.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Wiwin Aprianti, M.Si., menyebut kontes ini bukan cuma soal lomba, tapi juga benchmarking sekaligus refleksi menyeluruh dari program yang sudah berjalan. Fokus kini tertuju pada pembentukan peternak milenial yang tidak gagap teknologi.
“Peternakan dan perikanan harus mulai digerakkan oleh SDM inovatif. Generasi muda adalah penentu keberlanjutan sektor ini,” ujar Wiwin.
Lebih dari 100 peserta dan 1.000 pengunjung memadati lokasi kontes yang memuat kategori teknis seperti “Penilaian Bioflok Lele” hingga “Ratu Bibit Domba Garut”. Gelaran ini jadi bukti bahwa pendekatan partisipatif berbasis komunitas mampu menghidupkan kembali semangat membangun dari desa.
Dukungan akademisi dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Pertanian Bogor (IPB), serta komunitas kewirausahaan seperti Kafe Lembang, menjadi sinyal kuat bahwa program ini punya backing ilmu dan jejaring kuat.
Kolaborasi ini diyakini mampu melahirkan inovasi berbasis riset, bukan asumsi. Jika terus dikembangkan, Bandung Barat bisa jadi role model nasional dalam penguatan pangan berbasis desa.
Apa yang dilakukan Pemkab Bandung Barat ini bisa jadi bukti bahwa ketahanan pangan bukan slogan, melainkan kerja nyata, kolaboratif, dan berorientasi hasil. Bila daerah lain meniru langkah ini, bukan mustahil swasembada pangan berbasis lokal bisa jadi kenyataan. (Nuka)