Pangandaran di Persimpangan Jalan: Wisata Mendunia atau Tenggelam dalam Skandal?
Jayantara-News.com, Pangandaran
Pangandaran, yang kerap digadang-gadang sebagai “surga wisata” setelah Bali, kini berada di bawah sorotan tajam publik. Di balik panorama pantai dan pesonanya yang memikat, tersimpan masalah serius yang menggerogoti citra dan masa depan pariwisata daerah ini.
Laporan yang beredar belakangan mengungkap fakta mengejutkan: peredaran tiket wisata palsu dan indikasi kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD). Praktik ini tidak hanya merugikan daerah secara finansial, tetapi juga memukul kepercayaan wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Ini bukan sekadar masalah teknis. Ini persoalan tata kelola yang lemah. Kalau Pangandaran mau mendunia, tidak ada jalan lain selain reshuffle total pengurus dan penegakan hukum yang tegas,” tegas Heru Ismu Kuntadi, ST, kepada Jayantara-News.com, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (9/8/2025).
Heru menilai, pembiaran terhadap masalah ini sama saja dengan membiarkan reputasi Pangandaran jatuh bebas. Ia menegaskan perlunya manajemen profesional, sistem tiket digital yang transparan, dan pengawasan berlapis untuk menutup celah penyimpangan.
Pangandaran memiliki modal alam dan budaya yang mampu bersaing dengan destinasi kelas dunia. Namun tanpa pembenahan menyeluruh, potensi itu bisa berubah menjadi cerita gagal yang akan diingat oleh generasi mendatang.
Heru mendesak pemerintah daerah untuk bertindak cepat, membentuk tim audit independen, dan menerapkan sistem pengelolaan tiket digital agar setiap rupiah masuk kas daerah tanpa celah korupsi.
Jika langkah tegas tak segera diambil, Pangandaran berisiko masuk daftar hitam wisatawan dunia, bukan karena kriminalitas atau bencana alam, tapi karena gagal kelola diri sendiri.
Naudzubillah…” (Red)