Kopel Putih, Antara Jalan yang Macet dan Integritas yang Hilang
Oleh : Agus Chepy Kurniadi
Jayantara-News.com, Jabar
Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas yang semakin semrawut, peran Polisi Lalu Lintas—sering dijuluki Kopel Putih oleh masyarakat—tak pernah lepas dari sorotan. Sayangnya, perhatian publik kerap tertuju bukan pada kinerja mereka yang seharusnya menjaga ketertiban, melainkan pada tindakan-tindakan yang mencederai kepercayaan masyarakat.
Setiap hari, masyarakat berharap menemukan solusi atas kemacetan, keselamatan di jalan, dan keadilan dalam penegakan hukum lalu lintas. Namun, yang kerap mereka dapatkan justru aksi-aksi yang lebih mirip dengan “pengadilan jalanan”—dengan vonis instan yang bisa “diselesaikan di tempat”. Apakah ini yang disebut pengabdian?
Tak bisa dipungkiri, Kopel Putih telah menjadi bagian penting dari dinamika lalu lintas kita. Tapi, ketika keberadaan mereka justru menimbulkan keresahan dan mencoreng wajah keadilan, perlu kiranya kita bertanya: Apakah mereka masih menjalankan tugas sesuai dengan amanah yang diberikan?
Kami mengajak seluruh masyarakat untuk terus mengawal dan memberikan kritik membangun. Kepada Kopel Putih, mari jadikan kritik ini sebagai cambuk untuk berbenah, bukan alasan untuk semakin jauh dari rakyat. Jika seragam putih melambangkan kesucian, semoga perilaku kalian mencerminkan hal yang sama di jalan raya.
Jalan raya adalah milik semua orang, bukan panggung untuk pamer kuasa.
Hormat kami,
Masyarakat yang tetap ingin percaya. (Red)