Bongkar Mafia Pers dan Dugaan Perampokan Uang Negara, Ketum PPWI Desak Hendry Bangun Segera Dipenjara!
Jayantara-News.com, Jakarta
Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, menegaskan bahwa solusi tunggal untuk mengakhiri kekacauan di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah dengan menyeret Hendry Ch Bangun ke meja hijau. Wilson menuntut agar Hendry, yang disebutnya sebagai “pecatan Ketum PWI Pusat,” segera ditetapkan sebagai tersangka dan diadili atas dugaan penyelewengan dana hibah BUMN yang merugikan masyarakat.
“Hanya ada satu cara menyelesaikan ini: Hendry harus segera diproses hukum, dijadikan tersangka, diadili, dan divonis bersalah atas kejahatan merampok uang rakyat. Semua yang terlibat harus masuk penjara!” tegas Wilson dalam pernyataannya, Minggu malam (16/2/2025), menyoroti kisruh berkepanjangan di organisasi pers tertua di Indonesia itu.
Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini menuding aparat penegak hukum tak memiliki keberanian dan kemampuan menyelesaikan kasus tersebut. Ia menduga ada faktor lain yang membuat proses hukum berjalan lamban. “Aparat terlihat tidak berdaya, karena Hendry Bangun memegang kartu as rahasia para pejabat dan aparat,” cetusnya.
Wilson juga mengecam upaya pengalihan isu dengan retorika yang menurutnya hanya memperkeruh keadaan. Ia menegaskan bahwa bukti hukum sudah terang-benderang, sehingga tak perlu lagi ada dalih atau alibi yang memperlambat proses hukum.
“Hendry dan kroninya adalah dedengkot korupsi dana hibah BUMN! Tidak perlu lagi drama, putar sana-sini. Fakta sudah jelas, penegak hukum harus bertindak tegas!” ujar tokoh pers nasional yang dikenal vokal melawan korupsi ini.
Lebih lanjut, Wilson menuding bahwa PWI telah berubah menjadi “sarang mafia” di dunia pers, yang berkolusi dengan pejabat dan aparat baik di pusat maupun daerah. Ia menegaskan bahwa tanpa tindakan hukum yang nyata, kepercayaan publik terhadap PWI akan semakin hancur.
Hingga berita ini diturunkan, baik PWI maupun aparat penegak hukum belum memberikan tanggapan atas pernyataan keras Wilson Lalengke. Masyarakat kini menunggu langkah konkret dari pihak berwenang untuk menuntaskan skandal ini. (Tim/Red)