Korupsi Gila-gilaan! Indonesia Serasa Gelap: Apakah Pertanda di Ambang Kehancuran?
Jayantara-News.com, Jabar
Pengamat kebijakan publik, Agus Chepy Kurniadi, menilai bahwa situasi Indonesia saat ini terasa gelap. Hal ini ia sampaikan seiring dengan semakin banyaknya kasus korupsi yang terbongkar belakangan ini. Namun, menurutnya, maraknya pengungkapan kasus korupsi bukan berarti pemerintahan saat ini buruk, melainkan justru menunjukkan ketegasan Presiden Prabowo Subianto dalam memberantas praktik korupsi.
“Mengapa kasus-kasus ini tidak terungkap di era sebelumnya, saat kepemimpinan Jokowi?” ujar Agus Chepy dengan nada kritis.
Menurutnya, korupsi yang semakin menjadi-jadi saat ini merupakan akumulasi dari praktik yang telah berlangsung lama. Ia menegaskan bahwa budaya korupsi di Indonesia tidak hanya terjadi di tingkat pusat, tetapi juga mengakar di daerah. Hal ini terlihat dari banyaknya kepala daerah, anggota legislatif, hingga pejabat tinggi yang terseret dalam kasus suap dan penyalahgunaan wewenang.
Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan berani dalam mengawasi jalannya pemerintahan, baik di pusat maupun daerah. Masyarakat, kata Agus Chepy, tidak boleh hanya menjadi penonton, melainkan harus aktif melaporkan jika menemukan indikasi korupsi di lingkungannya.
“Kita semua tentu berharap agar langkah-langkah tegas dalam pemberantasan korupsi tidak terhalang oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Semoga Indonesia ke depan bisa menjadi bangsa yang lebih bersih dan bermartabat,” pungkasnya.
Tak lupa, ia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk mendoakan para pejabat dan aparat penegak hukum yang masih berintegritas agar tetap sehat, panjang umur, serta selalu mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia berharap agar Presiden Prabowo senantiasa diberi kesehatan, umur panjang, serta kekuatan untuk tetap amanah dan istiqomah dalam mengabdi kepada rakyat Indonesia.
Selain itu, Agus Chepy menekankan bahwa keberhasilan pemberantasan korupsi tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah dan aparat hukum. Semua elemen masyarakat, termasuk akademisi, aktivis, dan media, harus berperan aktif dalam mengawal kebijakan antikorupsi. Jika tidak, korupsi akan terus tumbuh subur dan menghambat pembangunan bangsa.
“Jika korupsi dibiarkan merajalela, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan semakin tertinggal dan kehilangan kepercayaan dunia. Ini ancaman serius yang harus segera ditangani dengan langkah nyata,” tutupnya. (JO JN)