Banjir Merendam, Warga Taman Bunga Cilame Menjerit! Mana Tanggung Jawab Pemerintah dan Pengembang?!
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Hujan lebat yang mengguyur Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, kembali menenggelamkan 20 rumah di Perumahan Taman Bunga RW 23. Banjir dengan ketinggian 20 cm hingga 1 meter masih menggenangi kawasan tersebut hingga berita ini ditulis.
Hujan deras sejak pukul 15.30 WIB memicu luapan saluran air utama di perumahan ini. Letak RW 23 yang rendah membuatnya menjadi tempat pembuangan air dari Kampung Cijamil, Galudra, Cibatu, dan Mekarsari.
Namun, faktor alam bukan satu-satunya penyebab. Proyek pembangunan Perumahan Ecoliving Mekarsari yang asal jadi memperparah keadaan. Drainase yang buruk dan ketiadaan dinding turap membuat air langsung menghantam RW 23 tanpa kendali.
Banjir kali ini menelan kerugian ratusan juta rupiah:
20 rumah terdampak di RT 03 dan RT 12
Saluran utama roboh, lapangan voli tergenang, posyandu rusak parah
Aktivitas warga lumpuh. Rumah masih terendam, dan hujan yang terus turun memperparah keadaan.
Warga Sudah Lapor Berkali-Kali, Tapi Tak Digubris!
Ketua RW 23, Sartono, geram. “Ini bukan pertama kali! Dalam sebulan sudah dua kali banjir besar. Kami sudah berkali-kali lapor ke pemerintah, tapi tidak ada tindakan!”
Laporan telah dikirim ke Bupati, Wakil Bupati, Sekda, DPRD KBB, Dinas Perkim, Dinas PUPR, Camat, BPBD, hingga Dinas Sosial. Hasilnya? Nol besar!
Sementara itu, pengembang Ecoliving Mekarsari tetap diam, tak menunjukkan itikad baik menyelesaikan dampak lingkungannya.
Agar kejadian ini tidak terus berulang, warga RW 23 menuntut:
1. Pembangunan drainase layak di Ecoliving Mekarsari agar aliran air tidak langsung membanjiri RW 23.
2. Pembangunan dinding turap yang kokoh di perbatasan perumahan untuk mencegah aliran liar.
3. Sosialisasi mitigasi bencana agar warga lebih siap menghadapi banjir.
4. Evaluasi dan sanksi tegas terhadap pengembang yang abai. Jika tak ada perbaikan, cabut izinnya!
Warga menegaskan: jangan biarkan mereka terus menjadi korban banjir akibat pembiaran pemerintah dan kelalaian pengembang!
“Kami tidak butuh janji manis, kami butuh solusi konkret!” tegas Sartono. Jika tidak ada langkah nyata, warga siap melakukan langkah lebih lanjut untuk menuntut hak mereka.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah dan pengembang masih bungkam! (Nuka)