Inovasi Baru Teknologi Seismik: Meningkatkan Akurasi Data untuk Eksplorasi Minyak
Jayantara-News.com, Jakarta
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kebutuhan energi, eksplorasi minyak bumi yang lebih optimal menjadi tantangan utama bagi industri energi. Data dari Kementerian ESDM (2023) menunjukkan bahwa konsumsi energi final Indonesia meningkat 60% dalam satu dekade terakhir, mencapai 1,2 miliar barel minyak. Dalam konteks ini, optimalisasi eksplorasi minyak bumi menjadi kunci untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Salah satu metode utama dalam eksplorasi minyak adalah survei seismik, yang bertujuan untuk mendeteksi cadangan minyak melalui gelombang suara yang dipantulkan dari lapisan tanah di bawah permukaan. Namun, teknik ini sering menghadapi kendala berupa noise atau gangguan sinyal, yang dapat mengurangi kejelasan data hingga 30%, sehingga mempengaruhi akurasi interpretasi geologi.
Menjawab tantangan tersebut, Agus Abdullah, S.T., M.T., Ph.D., dan Waskito Pranowo, M.T., dosen Teknik Geofisika Universitas Pertamina (UPER), mengembangkan teknologi inovatif bernama “Centre Radial Detection pada Proses Layer-Based Filter Data Seismik.” Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan kejernihan sinyal seismik dengan memisahkan data utama dari gangguan, sehingga hasil survei menjadi lebih akurat.
“Saat menganalisis data seismik, gangguan sering kali membuat hasil pemetaan kurang jelas dan sulit dibaca. Teknologi ini mampu memisahkan data utama dari noise, sehingga lebih akurat dan mudah diinterpretasikan. Kami mengembangkan metode ini dalam bentuk aplikasi berbasis Python agar lebih praktis dan efisien,” jelas Agus.
Agus dan Waskito mengadopsi metode layer-steered filtering, yang secara selektif menghilangkan noise tanpa merusak data utama. Untuk memastikan efektivitasnya, mereka bekerja sama dengan Technology Development I, PT Pertamina (Persero). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa metode ini mampu meningkatkan akurasi denoising hingga 90%–95%, dan kini telah diadopsi dalam industri eksplorasi migas di Indonesia.
Atas inovasi ini, Agus Abdullah dan Waskito Pranowo berhasil memperoleh hak paten, yang semakin menegaskan nilai ilmiah dan manfaat nyata teknologi mereka bagi industri minyak dan gas. Ke depan, mereka berambisi untuk mengembangkan metode ini ke dalam dimensi tiga (3D), guna memungkinkan pemetaan yang lebih detail dan akurat terhadap cadangan minyak bumi.
Rektor UPER, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., turut mengapresiasi pencapaian ini.
“Dengan meningkatnya kebutuhan energi dan tantangan dalam eksplorasi minyak, kami berharap teknologi ini dapat menjadi solusi yang efisien untuk meningkatkan produksi energi nasional. Riset inovatif ini juga mencerminkan peran Universitas Pertamina dalam menghasilkan solusi yang berkelanjutan bagi industri energi,” ujar Prof. Wawan.
Sebagai informasi, saat ini Universitas Pertamina tengah membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui: https://pmb.universitaspertamina.ac.id/. (Yuni)