Mengapa Muncul Wacana Pemisahan Beberapa Kecamatan di Kab. Bandung ke Kota Bandung? Ini Alasannya:
Jayantara-News.com, Cimenyan
Wacana pemisahan beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung untuk bergabung dengan Kota Bandung kini menjadi sorotan. Terdapat sejumlah alasan yang mendorong keinginan ini, yang dianggap penting untuk diperhatikan oleh para pemangku kepentingan. Hal tersebut disampaikan oleh Badru Yaman, seorang aktivis dan wartawan senior yang tinggal di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Badru Yaman, yang akrab disapa Didoe, menjelaskan, bahwa alasan utama di balik wacana ini adalah terkait aksesibilitas dan pelayanan publik. Menurutnya, wilayah-wilayah seperti Cimenyan, Cileunyi, dan Bojongsoang merasa lebih dekat secara geografis dan sosial dengan Kota Bandung. “Masyarakat menganggap bergabung dengan Kota Bandung akan memudahkan mereka dalam mendapatkan layanan publik yang lebih cepat dan efisien,” kata Didoe.
Didoe juga menyoroti ketimpangan infrastruktur dan fasilitas publik sebagai faktor pendorong lainnya. Kecamatan-kecamatan tersebut merasa bahwa pembangunan di Kabupaten Bandung belum merata. “Banyak warga yang mengeluhkan kondisi jalan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan di wilayah mereka. Mereka berharap, jika bergabung dengan Kota Bandung, kualitas infrastruktur dan layanan akan meningkat,” lanjutnya.
Ia menambahkan, bahwa sebagian warga juga merasa lebih sesuai dari segi budaya dan gaya hidup dengan masyarakat Kota Bandung. “Banyak warga yang sehari-harinya beraktivitas di Kota Bandung, seperti bekerja atau bersekolah. Bagi mereka, lebih praktis jika kecamatan-kecamatan ini menjadi bagian dari Kota Bandung.”
Didoe berharap, agar pemerintah daerah menanggapi aspirasi ini dengan bijak serta mempertimbangkan kepentingan masyarakat. “Yang dibutuhkan saat ini adalah dialog terbuka antara pemerintah Kabupaten Bandung dan perwakilan masyarakat dari kecamatan-kecamatan tersebut. Dengan demikian, keputusan yang diambil dapat mencerminkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti masalah layanan publik, terutama di bidang pendidikan. Menurut Didoe, selama bertahun-tahun warga Cimenyan harus menyekolahkan anak mereka ke Kota Bandung karena keterbatasan fasilitas di wilayah sendiri dan kebijakan zonasi yang membatasi pilihan sekolah negeri. “Dengan kondisi saat ini, warga Cimenyan tidak punya pilihan lain, selain memilih sekolah swasta. Ini bertentangan dengan semangat negara untuk menjamin dan memudahkan akses pendidikan bagi rakyat. Tidak mungkin anak-anak kita bersekolah sampai ke Soreang?” tambahnya.
Didoe juga menyoroti aktivitas warga yang banyak berpusat di Kota Bandung, sehingga integrasi akan lebih memudahkan mobilitas dan kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, isu lingkungan turut menjadi perhatian. Kabupaten Bandung dinilai gagal menjaga kawasan utara sebagai daerah resapan air. “Hal ini terlihat dari tidak terkendalinya pembangunan perumahan mewah, hotel, kafe, dan restoran yang kurang memperhatikan kajian dampak lingkungan secara komprehensif,” jelasnya.
“Berdasarkan alasan-alasan ini, status wilayah Cimenyan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan untuk bisa terintegrasi ke dalam Kota Bandung,” tegasnya.
Meski wacana ini masih dalam tahap pembicaraan, Didoe optimis, bahwa dengan perhatian yang lebih dari pemerintah, baik di Kabupaten maupun Kota Bandung, solusi terbaik dapat dicapai tanpa harus menimbulkan konflik antara kedua wilayah. (Red)