Satu per Satu BUMN Rontok!!! Korupsi Menggila, Apa Erick Thohir Masih Bisa Cuci Tangan?
Jayantara-News.com, Jakarta
Publik dikejutkan oleh terungkapnya mega korupsi yang mengguncang dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar: PT Timah dan Pertamina. Kerugian negara akibat kasus ini mencapai angka yang mencengangkan—PT Timah merugikan negara antara Rp26 triliun hingga Rp300 triliun, sementara Pertamina ditaksir merugikan negara antara Rp193,7 triliun hingga Rp968,5 triliun.
Tak hanya dua raksasa itu, satu BUMN lainnya juga terseret dalam pusaran korupsi: PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP). Meski tak seviral skandal Timah dan Pertamina, ASDP telah menyeret tiga petinggi ke dalam jerat hukum.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ira Puspadewi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) nonaktif, bersama Harry Muhammad Adhi Caksono, mantan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT ASDP (2020-2024), serta Muhammad Yusuf Hadi, mantan Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP (2019-2024), sebagai tersangka. Ketiganya diduga terlibat dalam korupsi kerja sama usaha dan akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP pada 2019-2022.
Kondisi ini memantik respons keras dari M. Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, yang menyentil Menteri BUMN Erick Thohir. Ia mempertanyakan mengapa begitu banyak BUMN yang hancur karena korupsi.
> “Pak Menteri BUMN @erickthohir, kenapa BUMN Bapak rusak semua?” tulis Said Didu dalam unggahannya di X, Jumat (28/2/2025).
Lebih lanjut, Said Didu menyoroti bahwa kerusakan di level bawah biasanya mencerminkan masalah yang lebih besar di atasnya.
> “Kalau di bawah berani rusak, biasanya mereka tahu yang di atas lebih rusak.”
Rentetan skandal ini semakin menggerus kepercayaan publik terhadap pengelolaan BUMN. Jika korupsi di tubuh BUMN tak segera diberantas, bukan mustahil perusahaan-perusahaan plat merah ini akan semakin terpuruk dan membebani negara.
Apakah pemerintah serius menangani korupsi di BUMN, atau justru membiarkan kehancuran ini terus berlanjut? (Goes)