Wayang Golek Giri Harja 3, Media Edukasi Pencegahan Stunting Menuju Indonesia Emas 2045
Jayantara-News.com, Lembang
Dalam upaya mendukung program pencegahan stunting dan menciptakan generasi emas Indonesia 2045, Desa Gudang Kahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menggelar pagelaran budaya Wayang Golek Giri Harja 3. Acara yang berlangsung di Lapangan Bola Sinapeul Kahuripan KBB ini dijadwalkan dimulai pukul 20.00 WIB hingga selesai.
Kepala Desa Gudang Kahuripan, Agus Karyana, selaku penyelenggara acara, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari sosialisasi pencegahan stunting yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). “Program ini nantinya akan dilanjutkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Kami menggunakan pendekatan budaya dengan menyampaikan pesan-pesan tentang pencegahan stunting melalui pagelaran wayang,” jelas Agus dalam wawancara.
Berbagai pihak turut mendukung dan hadir dalam acara ini, termasuk perwakilan dari Kementerian Komdigi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, serta diharapkan kehadiran Pj Bupati Bandung Barat. Acara ini diawali dengan sambutan dari sejumlah tokoh sebelum dilanjutkan dengan penampilan perdana Wayang Gokil—kolaborasi inovatif antara Wayang Golek dan Wayang Kulit.
“Dalang dalam pagelaran ini adalah Bhatara Sena Sunarya, salah satu putra maestro wayang Abah Asep Sunandar Sunarya. Kehadirannya memberikan daya tarik tersendiri karena Wayang Gokil merupakan kolaborasi yang baru pertama kali dipentaskan, sehingga masyarakat sangat antusias menantinya,” tambah Agus.
Meski persiapan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, panitia berupaya maksimal untuk menyukseskan acara. “Kami berharap cuaca mendukung dan acara berjalan lancar sehingga pesan tentang pencegahan stunting dapat tersampaikan dengan baik,” lanjut Agus.
Agus juga mengusulkan agar program serupa diterapkan di desa-desa lain di Bandung Barat, tidak hanya untuk pencegahan stunting, tetapi juga untuk program pemberdayaan masyarakat lainnya. “Melalui pendekatan budaya, pesan-pesan penting akan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Selain itu, ini juga menjadi cara untuk melestarikan kebudayaan di tengah arus modernisasi dan teknologi. Generasi muda harus mengenal dan menjaga warisan budaya kita, terutama di Jawa Barat,” ujarnya.
Pagelaran ini membuktikan bahwa seni dan budaya dapat menjadi media edukasi yang efektif sekaligus melestarikan tradisi lokal. Dengan semangat gotong royong dan dukungan masyarakat, langkah ini diharapkan mampu mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045. (Nuka)